Oleh: Muhammad Masykur Izzy Baiquni
Suatu waktu, saya ditanya oleh seorang guru, ia bertanya “Mengapa kita sering tertinggal mengikuti perubahan daripada lembaga yang lainnya?”
Warren Buffet tokoh yang pernah masuk dalam peringkat kedua orang terkaya di dunia menggunakan waktunya 80% dalam setiap hari untuk membaca dan mencari tahu informasi yang dapat memengaruhi keputusan investasi yang dibuatnya. Ia tidak pernah berhenti belajar dan mengumpulkan informasi.
Carlos Slim tokoh yang pernah menjadi orang terkaya di dunia memenuhi rumahnya di Mexico City dengan koran dari seluruh pelosok Mexico dan seluruh dunia. Ia terus banyak membaca berbagai sumber yang tersedia untuk memberinya informasi yang dia pelukan guna membuat keputusan bisnis yang tepat.
Brian Tracy menulis di dalam bukunya bahwa factor penting yang memengaruhi kehidupan manusia sekarang ini adalah perubahan yang dipengaruhi oleh tiga hal penting yaitu ledakan informasi, pengembangan teknologi, dan persaingan agresif. Menurut Brian Tracy “manusia tidak pernah mengalami tingkat perubahan secepat yang kita hadapi di zaman sekarang ini.”
Sejalan dengan hal ini, peran pemahaman atau kemampuan berbahasa sangat besar. Ilmu pengetahuan dan beragam informasi akan dipahami dengan benar bila memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Madrasah hingga perguruan tinggi perlu terus mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan mahasiswa. Namun, masalahnya adalah banyak sekali ditemukan tentang anggapan kurang pentingnya belajar berbahasa khususnya Bahasa Indonesia.
Para tokoh menjelaskan bahwa secara umum pembelajaran bahasa khususnya Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa dan mahasiswa memiliki keterampilan mendengarkan, membeca, memirsa, berbicara, dan menulis. Selanjutnya di dalam kurikulum kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal yang berhubungan dan mendukung, yaitu bahasa, sastra, dan literasi. Tiga hal yang sangat berkaitan.
Dengan belajar berbahasa kita akan belajar tentang pertukaran ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, perasaan, pendapat, bagaimana berinteraksi dengan efektif, dan membangun hubungan. Dengan belajar sastra maka kita akan belajar nilai kepribadian, budaya, sosial, estetik dan nilai kemanusiaan. Kemudian, mengacu kepada Deklarasi Praha tahun 2003 literasi mencakup bagaimana manusia bisa berkomunikasi dengan baik di dalam masyarakat. Bahkan, menurut UNESCO dengan literasi kita belajar praktik dan hubungan sosial dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya.
Olson dan Torrance menulis bahwa literasi begitu meresap dan beragam memengaruhi aspek pribadi dan kehidupan sosial. Literasi untuk modernism karena literasi terkait dengan kemampuan manusia untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, serta menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk berbagai persoalan.
Maka tidak heran tokoh seperti Warren Bufet sangat tinggi dalam kemampuan berbahasa dan literasinya. Sebab, literasi tidak hanya kemampuan membaca dan menulis ilmu pengetahuan, namun juga berupa keterampilan berpikir menggunakan berbagai sumber pengetahuan secara analitis, kritis, dan reflektif.
Perubahan informasi yang sangat cepat bisa kita sikapi lebih dini dengan mengembangkan budaya literasi informasi. Komponen di dalam literasi Informasi yang dijelaskan oleh Ferguson berisi tentang kemampuan dalam literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual.
Sedikit menoleh kebelakang. Banyak perusahaan besar bahkan lembaga Pendidikan yang sudah lama mapan kemudian runtuh dengan situasi zaman yang berubah. Mereka gagal karena serangan informasi, teknologi, dan persaingan sehingga dengan cepat menghilang dan hanya menjadi bagian sejarah.
Budaya terus belajar perlu terus dibumikan di dalam Lembaga Pendidikan dan masyarakat. Perbedaan kualitas masyarakat terlihat pada komitmennya untuk terus belajar dan meningkatkan keahlian diri, bacalah sebanyak mungkin buku berkualitas, menghadiri pelatihan, dan ikuti program program peningkatan kualitas sehingga secara kontinyu terus mencari cara terbaik dalam melakuakn pekerjaan dengan lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat. Pendidikan membuat pelajar memiliki kualifikasi sesuai dengan tingkatan mereka, selanjutnya kualifikasi kita naikkan menjadi kompetensi dengan berlatih dan berkoneksi.
Wallahu a’lam
Izzy, Ahad, 20 Agustus 2023. 22:00 wib