Breaking News
light_mode
Beranda » Muhammad Masykur Izzy Baiquni » Sastra Memanusiakan Manusia

Sastra Memanusiakan Manusia

  • account_circle humaslp2
  • calendar_month Senin, 13 Feb 2023
  • visibility 491

Oleh: Muhammad Masykur Izzy Baiquni

Belajarlah sastra. Kau akan mengerti bahasa manusia dan bicaramu akan santun dan indah” KH Husein Muhammad

LP Ma’arif sangat getol untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan, pendidikan yang bahagia, siswa yang bahagia, guru yang bahagia, dengan fitrah nilai-nilai pendidikan yang kembali menuju memanusiakan manusia. Maka tak bisa lepas dari kesusateraan. Prof Djoko Saryono berujar bahwa kita akan bisa bahagia bila kita bisa mengikutsertakan alam dan alam yang tidak bisa kita liat dengan hidup berdampingan dengan baik. Kembali menjadi manusia yang bahagia dengan bahagia bersama alam semesta.

Saya tiba-tiba teringat dawuh KH. Husein Muhammad ketika saya menghadiri pelantikan Himpunan Sarjana Kesusasteraan Komesariat Malang di Universitas Muhammadiyah Malang Sabtu 11 Februari 2023 lalu, yang mana saya menjadi bagian di dalamnya. Disitu para sastrawan yang hadir tidak hanya dari Malang saja namun beberapa kabupaten lain berkumpul untuk mengabdi menjadi pengurus dalam masa beberapa tahun ke depan.

Namun. Ada kenyataan berbeda ketika Taufiq Ismail membaca beberapa buku pelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah menengah. Prof. Sarwiji Suwandi bercerita bahwa Taufiq Ismail sangat galau karena para linguis yang mendominasi kurikulum dan buku teks ini menghalangi anak bangsa menikmati pusaka sastra yang ditulis sastrawan Indonesia, merintangi mereka mereguk karya sastra yang akan menjadikan mereka cendekia, dan mencegah mereka memperoleh pencerahan batin dalam pertumbuhan kepribadian menjelang usia dewasa. Lalu apakah pentingnya sastra bagi pendidikan? Saya sendiri dalam perjalanan hadir di berbagai lembaga pendidikan sering menemukan anggapan bahwa Bahasa dan sastra tidak penting. Entahlah, saya berharap ini kesalahan pemahaman saya saja.

Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832) pemikir dan sastrawan Jerman. Beliau sangat menguasai karya sastra yang berbahasa Inggris, Perancis dan Italia, beliau juga sangat memiliki perhatian besar dunia Islam dan Cina. Goethe berpendapat bahwa sastra sangat sukar dan karena itu harus dimengerti dan dihayati dengan serius. Goethe percaya bahwa sastra adalah dunia pemikiran. Dunia pencarian kebenaran pada hakikatnya adalah dunia pemikiran, sebab untuk mencari kebenaran manusia harus berpikir. Makin besar pemikiran menunjukkan makin besar seorang sastrawan. Goethe menganjurkan agar karya sastra para sastrawan besar dipelajari dengan baik. Dengan memelajarai karya-karya besar itulah seseorang akan memasuki dunia pemikiran dengan baik.

Sejalan dengan dawuh KH Husein Muhammad di atas, Goethe menjelaskan bahwa alat untuk menuangkan pemikiran dalam sastra adalah bahasa. Maka dari itu seseorang sebaiknya memelajari bahasa-bahasa yang dipergunakan sastrawan besar dalam menuliskan karyanya.

Sastrawan Budi Darma menulis bahwa sastra masuk dalam ilmu pengetahuan yang paling tua. Sastra masuk dalam kategori the humanities (humaniora) bersama dengan bahasa, agama. Sedangkan kategori lainnya adalah exac sciences dan social sciences. Sastra diciptakan dengan bahasa yang baik dan mengandung tujuan yang mulia. Sastra dalam humaniora berusaha untuk memanusiakan manusia sesuai dengan namanya human (manusia), berusaha untuk memanusiakan manusia (humanizing human beings) dan menjadikan manusia berbudaya (making human beings cultured).

Bahasa dan sastra mungkin sekali lagi dianggap tidak penting? Bahkan menurut sebagian pendidik. Sekali lagi perlu kita pahami bahwa segala sesuatu diungkapkan melalui bahasa, sastrawan Budi Darma berkata “Dengan menguasai bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan baik, mengetahui nilai-nilai luhur pemikiran orang bijak, dan mengungkapkan gagasan-gagasan yang baik melalui bahasa pula. Menurut konsep barat, sastra berasal dari litera, sedangkan menurut konsep timur yang awalnya dari peradaban India Kuno, sastra berasal dari su-sastra, yaitu tulisan yang baik dengan tujuan yang baik pula.”

Para tokoh meyakini bahwa sastra memiliki kekuatan yang dapat menguasai, menentramkan, dan mengatur dunia. Di waktu kecil, saya menikmati Film yang luar biasa menurut saya yakni Film Mahabarata di mana terjadi Perang Baratayudha. Konon, dalam Kitab Bhavadgita yakni kitab yang berisi percakapan antara Dewa Sri Khrisna dan Pangeran Arjuna. Dalam percakapan itu muncul pengertian yang abstrak tentang sastra. Sebegitu besarnyakah pentingnya sastra dalam kehidupan?

Saya teringat tentang kesusateraan di Cina. Dalam tradisi Konfusianisme, masyarakat Cina memposisikan sastra sebagai cara untuk memahami realitas atau di dunia yang kadang disebut menempuh jalan suci atau dao. Sastra dalam masyarakat Cina merupakan bagian dari satu kesatuan yang disebut dengan wen. Sastra sendiri sering disebut dengan wenxue. Susanto berkata “Dalam tradisi pemikiran masyarakat Cina diungkapkan dalam Lu Yu bagian VII nomor 6 mengatakan bahwa kesenian ataupun kesusaseraan merupakan salah satu cara menempuh jalan suci atau Dao.” Wen sendiri termasuk norma-norma dan agama.

Tertulis dalam Buku Pengantar Teori Sastra berisi penjelasan yang menarik yakni wen sendiri dapat menjadi bermacam-macam seperti wenzi, mencai, wenci, wengao, wenhao, wenhua, wenjiao, wenshi, wenren, sampai pada wentan, dan lainnya. Semua kata tersebut berhubungan dengan konteks ruang budaya, pendidikan, tulisan dan sastra. Di Negara Cina, menguasai sastra dan menjadi sastrawan menjadi keterpelajaran dan kehormatan seseorang hal ini bisa jadi menunjukkan pentingnya sastra, bahasa, dan kemanusiaan. Begitu pentingnyakah? Bagaimana dengan masyarakat kita yang mulai dimasuki virus emosional dan banyaknya ujaran kebencian di mana mana.

Sastra menjadi bagian untuk memanusiakan manusia sebagaimana tujuan pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan dan visi misi LP Ma’arif Kabupaten Malang. Bersama dengan membuminya banyaknya ujiaran kebencian dan banyaknya hatters, mungkinkah kita akan bersastra lagi? Di sebuah tulisan lain KH. Husein Muhammad menulis “Hari inimu ialah masa depanmu, hari inimu adalah dirimu. Jangan biarkan hari-harimu tanpa membaca, mengaji, menulis, dan membagi cinta.” Selanjutnya juga Goethe menasihatkan “Jangan pernah melewatkan sehari pun tanpa memandang karya seni yang sempurna, mendengarkan musik yang merdu, dan membaca buku yang terkenal.” Literasi, Bahasa dan sastra untuk memanusiakan manusia. Selanjutnya? Entahlah.

Wallahu a’lam

Senin 13 Februari 2023: 10:07 wib

  • Penulis: humaslp2

Rekomendasi Untuk Anda

  • MoU LP Ma’arif PCNU dan PC IPNU dan PC IPPNU Kabupaten Malang untuk Membentuk Komisariat dan Pengkaderan di Sekolah/Madrasah

    MoU LP Ma’arif PCNU dan PC IPNU dan PC IPPNU Kabupaten Malang untuk Membentuk Komisariat dan Pengkaderan di Sekolah/Madrasah

    • calendar_month Rabu, 22 Mei 2024
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 560
    • 0Komentar

    Jumat, 17 Mei 2024 LP Ma’arif NU Kabupaten Malang Bululawang, Kab.Malang – Langkah bersama dalam meningkatkan peran generasi muda dalam kegiatan keagamaan terus digalakkan. Lewat nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif) PCNU Kabupaten Malang dan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) serta Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar […]

  • Kalau Sudah Ada Kecerdasan Buatan, Apa Masih Perlu Mondok dan Sekolah?

    Kalau Sudah Ada Kecerdasan Buatan, Apa Masih Perlu Mondok dan Sekolah?

    • calendar_month Kamis, 15 Jun 2023
    • account_circle humaslp2
    • visibility 556
    • 0Komentar

    Dr. KH. Faris Khoirul Anam. Kamis, 15 Juni 2023 LP Ma’arif NU Kabupaten Malang. Kemaren malam saya memperkenalkan beberapa tool Kecerdasan Buatan / Artificial Intelligence (AI) kepada para santri. Pikir saya, lebih baik kita kenalkan lalu kita arahkan, daripada mereka tahu sendiri, lalu mencari arah sendiri. Saya lalu bukakan salah satu produk AI popular saat […]

  • LATGAB PRAMUKA PANDU MA’ARIF MWC NU TUMPANG MERIAHKAN PERINGATAN HARI SANTRI NASIONAL 2025

    LATGAB PRAMUKA PANDU MA’ARIF MWC NU TUMPANG MERIAHKAN PERINGATAN HARI SANTRI NASIONAL 2025

    • calendar_month Jumat, 24 Okt 2025
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 302
    • 0Komentar

      LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang. Tumpang, 22 Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2025, Pramuka Pandu Ma’arif MWC NU Tumpang menggelar Latihan Gabungan (LATGAB) yang berlangsung selama dua hari, yakni pada tanggal 21–22 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 210 peserta dari 30 lembaga pendidikan di bawah naungan LP […]

  • <strong>Wabup “Rombak Gedung Ma’arif Lebih Bagus, Maka ada <em>Legacy</em> Disini”</strong>

    Wabup “Rombak Gedung Ma’arif Lebih Bagus, Maka ada Legacy Disini”

    • calendar_month Sabtu, 25 Feb 2023
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 386
    • 0Komentar

    Muhammad Masykur Izzy Baiquni, sabtu 26 Februari 2023 LP Ma’arif NU Kabupaten Malang. “Rombak gedung Ma’arif lebih bagus, Maka ada legacy disini” pidato Wakil Bupati Malang Drs. H. Didik Gatot Subroto, S.H., M.H., membuat seluruh hadirin bertepuk tangan penuh semangat. Rasa keakraban dan kekeluargaan dalam acara Khotmil Qur’an LP Ma’arif NU Kabupaten semakin meriah dengan […]

  • MI Al Istiqomah Tajinan Menapak Masa Depan Baru

    MI Al Istiqomah Tajinan Menapak Masa Depan Baru

    • calendar_month Kamis, 3 Agt 2023
    • account_circle humaslp2
    • visibility 478
    • 0Komentar

    Muhammad Masykur Izzy Baiquni. Rabu, 02 Agustus 2023 LP Ma’arif NU Kabupaten Malang. LP Ma’arif. Rabu (2/8/2023) Ketua LP Ma’arif NU Kabupaten Malang, Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, M.Pd.I, bersama Tim Pendma Kemenag Kabupaten Malang yang dihadiri oleh Ibu Nur Farida dari Kementerian Agama Kabupaten Malang melantik Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Al Istiqomah […]

  • Pengurus LP Ma’arif NU Kabupaten Malang Santai di Tengah Erupsi Semeru

    Pengurus LP Ma’arif NU Kabupaten Malang Santai di Tengah Erupsi Semeru

    • calendar_month Sabtu, 18 Mei 2024
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 388
    • 0Komentar

    Dr, KH. Faris Khoirul Anam,Lc. LP Ma’arif NU Kabupaten Malang Malang, 7 Mei 2024 – Keindahan dan ketenangan lereng Gunung Semeru menjadi latar belakang pertemuan santai para pengurus LP Ma’arif NU Kabupaten Malang yang berlangsung di Sarkawi, Selasa (12/5). Sambil menikmati secangkir kopi hangat, suasana pertemuan tidak berubah dramatis ketika Gunung Semeru, gunung tertinggi di […]

expand_less