LANGKAH AWAL PROGRAM PENGABDIAN PC LP MA’ARIF KABUPATEN MALANG

LANGKAH AWAL PROGRAM PENGABDIAN PC LP MA’ARIF KABUPATEN MALANG

“Musuh terbesar kesusksesan adalah kesuksesan hari ini” John. C. Maxwell

Selama saya di LP Ma’arif menemani Ketua LP Ma’arif Kabupaten Malang Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah,M.Pd.I bersama para pengurus lainnya. Ada banyak sekali pertanyaan yang ingin diketahui jawabnnya oleh para anggota Ma’arif di wilayah Kabupaten Malang. Sehinga tulisan ini menurut saya perlu guna menjawab dan memudahkan pemahaman tentang pengabdian LP Ma’arif Kabupaten Malang yang baru melewati masa beberapa bulan.

Tulisan di bawah ini adalah berbagai kegiatan LP Ma’arif kabupaten Malang yang sudah dilaksanakan oleh berbagai divisi selama awal pengabdian.

Satu. Program pendampingan akreditasi. Madrasah memiliki keunggulan sebagai lembaga yang didukung oleh masyarakat. Disisi lain, madrasah secara umum memiliki kelemahan dibidang peningkatan kualitas akreditasi sampai pada cara pandang pada akreditasi. LP Ma’arif berusaha membangun orientasi melihat kembali sudut pandang akreditasi dan mengajak pada orientasi mutu. Sebab akreditasi hanyalah sebagai akibat dari mutu, mutu yang bagus menghasilkan akreditasi yang baik, namun tidak sebaliknya.

Dua. Pelatihan mutu sekolah/madrasah berkualitas unggul. Menurut Mutohar bahwa Lembaga pendidikan islam juga harus memperhatikan mutu dalam bidang pendidikannya. Mutu dalam bidang pendidikan meliputi input, proses, output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu apabila sipa berproses sesuai dengan standar minimal nasional dalam pendidikan. Proses pendidikan dapat dinyatakan bermutu apabila mampu menciptakan suasana pembelajarn aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik. Output dinyatakan bermutu apabila hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik baik dalam akademik dan non-akademik tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap dalam duniakerja meupun lembaga-lembaga yang membutuhkan lulusan tersebut dan stakeholder merasa puas terhadap lulusan dari lembaga pendidikan tersebut.

Dr. Amka dalam bukunya Quality Assurance (QA) Becoming Quality Enterpreneur (QE) (2022) bahwa pengertian mutu harus Kita pahami mulai dari ketercapaian persyaratan produk yang diinginkan, kesesuaian dengan kriteria, hingga menghasilkan kepuasan dari pengguna barang atau pun jasa tersebut.

Selain itu, mutu juga harus dipahami sebagai perbaikan secara berkelanjutan. Artinya, ada tindakan yang sistematis untuk melakukan perbaikan, sehingga terjadi sebuah inovasi produk sesuai dengan segmen pelanggan yang tentunya memiliki kriteria kepuasan yang berbeda. Konsekuensinya, jika ingin melihat mutu secara utuh, harus pula memperhatikan tiga hal, yaitu kriteria, kepuasan pelanggan, dan perbaikan berkelanjutan.

Namun, dalam bidang pendidikan, memang agak sulit meninggalkan paradigmalama menuju paradigm baru. Setidaknya ada dua hal yang menghalangi pencapaian mutu dalam system pendidikan. Pertama, banyak professional pendidikan yakin bahwa mutu pendidikan bergantung pada besarnya dana yang dialokasikan untuk pendidikan. Kedua, banyak professional pendidikan yang tetap memandang pendidikan sebagai sebuah “jaringan anak manusia”. Mereka bersikukuh untuk bertahan dari tarikan professional non pendidikan yang mempengaruhi perubahan sistem.

Tiga. Sako Pramuka LP Ma’arif dan kemah. LP Ma’rif dalam beberapa masa kepengurusannya sudah beberapa kali mengirimkan tim pramuka untuk berlomba dan mengikuti kemah di berbagai daerah, alhasil peningkatan semakin terlihat diantaranya ketika lomba seperti di Pamekasan Madura, tim Sako kabupaten Malang membawa berbagai piala symbol keberhasilan mereka. Dan juga pengembangan dan pembentukan pengurus di kecamatan-kecamatan. Tak ayal kemah-kemah dilaksanakan contohnya kemah santri di al rifai Gondanglegi, kemah Wajak di Winongan dll.

Empat. Pendampingan pemetaan bakat minat siswa. Dalam konteks yang terjadi di dapat data mencengangkan bahwa lebih dari 87,5% mahasiswa Indonesia salah dalam mengambil jurusan pendidikan. Oleh sebab itulah diantara akibatnya adalah munculnya pengengguran dan rendahnya skill yang dimiliki. Semakin melihat konteks lainnya, pengetahuan tentang potensi menjadi salah satu syarat untuk sukses di bidang yang digeluti. Oleh sebab itu sangat penting bagi pendidik dalam hal ini didampingi oleh LP Ma’arif, untuk membantu pelajar memahami rahasia potensi, bakat dan minat agar pelajar benar-benar bisa menjadi manusia seutuhnya di zamannya sesuai dengan bidang masing-masing. Dalam hal ini Ma’arif juga didukung oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam implementasinya.

Lima. Program kantin halal. Program ini bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dan salah satu pelaksanaan di daerah Madrasah Kecamatan Jabung.  

Enam. Program literasi. Reardon berkata “Literasi memiliki keterkaitan erat dengan pendidikan karena literasi dipersepsi sebagai sebuah prasyarat untuk masuk dalam kegiatan belajar dalam pendidikan. Literasi merupakan kemampuan belajar untuk mengakses ilmu pengetahuan melalui membaca dan menulis. Sebaliknya, literasi berarti kemampuan menggunakan keterampilan membaca dalam hal mendapatkan akses ke dunia pengetahuan, untuk menyintesis informasi dari berbagai sumber, untuk mengevaluasi argument, dan juga belajar subjek yang benar-benar baru. Diantara kegiatan literasi yang sudah berjalan adalah menulis profil madrasah, lomba publick speaking tentang tokoh NU, dan lainnya

Tujuh. Khotmil Qur’an dan pembinaan guru-guru setiap bulan. Tujuan dari acara ini adalah untuk menguatkan dan menggerakkan kembali spiritualitas di dalam ma’arif. Kegiatan berupa khotmil Qur’an, haul para pejuang pendidikan dan diakhiri dengan pembinaan dari tokoh yang diundang. Para peserta dijadwal setiap bulan, setiap bulan sudah ada kecamatan yang terjadwal untuk acara ini. Ma’arif dalam perjuangan mencapai capain programnya tidak hanya mengedepankan aspek olah piker dan olah tenaga, tetapi juga olah jiwa/batin dan olah rasa.

Saya berfikir bahwa ranag pencapaian yang ingin terlaksana dalam menginovasi tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh Prof, KH Imam Suprayogo dalam Pendidikan Berparadigma Al Qur’an (2004:102) “Usaha-usaha inovasi pendidikan itu ingin mengantarkan mahasiswanya untuk memiliki empat kekuatan, yaitu (1) kedalaman spiritual, (2) keagungan akhlak, (3) keluasan ilmu, dan (4) kematangan profesional”. Diantara implementasinya adalah kedalaman spiritual dengan penguatan-penguatan olah batin seperti khotmil qur’an dan dzikir yang dibaca, keagungan akhlak dengan penguatan karakter serta penguatan aswaja, keluasan ilmu seperti visi misi ma’arif dan berbagai pelatihan, serta kematangan professional seperti gencarnya pelatihan mutu dan penguatan kelembagaan.

Delapan. Branding madrasah dan guru aswaja-ke-NU-an. Program ini sudah disosialisasikan di berbagai kecamatan ketika giat pengurus turba ke pelosok pelosok, baik dalam forum pertemuan dengan satu lembaga ataupun dengan forum besar satu kecamatan. LP ma’arif melakukan diskusi guna mengetahui mapping dari madrasah guna mengidentifikasi potensi yang dimiliki oleh madrasah.

Barnawi dan Arifin dalam Branded School berkata “Mapping kekuatan sekolah adalah suatu kegiatan untuk menggambarkan aspek kelebihan yang dimiliki sekolah. Pertanyaan yang harus dijawab adalah “What am I good at?”. Dalam hal ini madrasah harus mengenali segala apa yang menjadi kekuatan madrasah sendiri, kemudian menonjolkan kekuatan tersebut. Mappaing kekuatan madrasah sangat penting untuk menyadarkan pengelola madrasah madrasah memiliki sumber daya potensi yang harus dimanfaatkan. Selain itu, mapping juga bermanfaat sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan dan penyusunan program rasional.”

LP Ma’arif Kabuapten Malang akan meminta Madrasah untuk melakukan identifikasi potensi, adapaun potensi yang diidentifikasi adalah: Pertama, identifikasi potensi sekolah, potensi sekolah bisa bersifat tangible (posisi sekolah, sarana, prasarana, dan kekayaan lainnya) ataupun intangiable (desain kurikulum, kreativitas, serta potensi akademik); memilih potensi yang memiliki peluang terbesar untuk menjadi keunggulan komparatif, dan mereduksi  kelemahan-kelemahan atau memperbaiki kelemahan untuk dijadikan kekuatan alternatif atau cadangan.

Sembilan. BHPNU Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Manajemen Risiko. Ini sedang dalam proses pelaksanaan. LP Ma’arif sudah menyiapkan tim khusus untuk sirkulasi kegiatan BHPNU agar memudahkan penyelesaian dan mempercepat komunikasi dengan lembaga di berbagai daerah Kabupaten Malang.

Izinkan saya mengutip tulisan Dr. Amka dalam Quality Assurance (QA) Becoming Quality Enterpreneur (QE) bahwa manajemen resiko dilakukan karena tuntutan masyarakat tentang peningkatan good government, perubahan lingkungan, serta persyaratan dari regulasi tertentu. Manfaat ketika organisasi melakukan manajemen resiko adalah menghasilkan keputusan yang lebih efektif: efektivitas dalam pengelolaan program atau kegiatan, efektivitas dalam penalokasian dan penggunaan sumber daya, standar tinggi dalam pelayanan pelanggan, standar tinggi dalam akuntabilitas, kreativitas dan inovasi dalam praktek manajemen, peningkatan moral organisasi, transparansi, meningkatkan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan, meningkatkan ketahanan organisasi.

Sepuluh. Pelatihan kurikulum merdeka. Perwakilan dari LP Ma’arif dikirim ke provinsi untuk mengikuti pelatihan-pelatihan kurikulum merdeka. Setelah itu mereka ditugaskan untuk memberikan pelatihan atau menjadi pemateri dan menyebarkan ilmu yang diperoleh kepada madrasah-madrasah yang membutuhkan.

Sebelas. Peningkatan kualitas keilmuan. Program ini diantaranya adalah berbagai pelatihan,  Pendampingan Kelompok Kerja Guru Mata Pelajaran, workshop mengenai arah visi misi. LP Ma’arif Kabupaten Malang dengan visi yang baru yakni peningkatan kualitas keilmuan, kembali ke fitrah pendidikan Islam yang mandiri, bermartabat, bermutu, transformative berhaluan ahlussunnah wal jama’ah an nahdliyah

Dua belas. Peningkatan dan pengembangan pembelajaran aswaja. Program kerja ini dibuktikan dengan adanya unit atau divisi yang khusus menangani tentang aswaja, bahka di LP Ma’arif Kabupaten Malang memiliki tim yang juag pengurus Aswaja Provinsi. Ma’arif Kabupaten malang juga melakukan pendampingan Kelompok Kerja Guru Mata Pelajaran Aswaja diantaranya adalah penulis dan Dr. Najmah yang mendampingi wilayah Poncokusumo

Tiga belas. Pendampingan asosiasi yayasan lembaga madrsah yang diibentuk di kecamatan. Salah satu inisiasi dalam program ini dilaksanakan atau diawali di daerah wajak. Dalam sebuah pertemuan antara pengurus yang pada waktu itu adalah penulis dan Ketua LP ma’arif dengan perwakilan dari pengurus-pengurus yayasan di wilayah wajak. Disana dicetuskan pendirian asosiasi yayasan pendidikan Madrasah.

Empat belas. Digitalisasi program dan data madrasah. LP Ma’arif kabupaten Malang sudah memiliki aplikasi digital guna memudahkan pendataan dan peningkatan kualitas madrasah khususnya di era society yang semakin cepat. Harapannya adalah kemudahan dalam penyebaran data dan informasi, percepatan pengembangan, bahkan sampai pada realitas data.

Lima belas. Supervisi lembaga madrasah dan sekolah. Tim supervise LP Ma’arif berisi tokoh-tokoh yang berpengalaman dan juga ada yang menjabat sebagai kepala madrasah serta pengawas dari Kemenag Kabupaten Malang.

Enam belas. Lomba menulis profil madrasah/sekolah. Lomba ini juga bertujuan untuk mengenalkan siswa lebih dalam terhadap madrasahnya serta mengembangkan literasi. Salah satu madrasah yang pernah memenangkan lomba menulis profil madrasah adalah MTs. NU Pakis Malang.

Tujuh belas. Pelatihan Madrasah Riset dan Pelatihan Kompetisi Sains madrasah (KSM). Komitmen kuat LP Ma’arif untuk kembali menguatkan kualitas keilmuan diantaranya dengan menciptakan budaya riset di madrasah sebagai salah satu implementasi dari Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag No. 6989 Tahun 2019 dan Keputusan Dirjen Pendidikan Islam No. 6757 Tahun 2020 yang secara umum menurut Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng. bahwa keputusan-keputusan tersebut bertujuan untuk mengembangkan bakat minat siswa madrasah dalam bidang riset melalui penelitian ilmiah. Sudah beberapa wilayah yang sudah ditempati kegiatan ini diantaranya Kecamatan Pagak, Poncokusumo, dan Gondanglegi.

Dua puluh. Pengembangan karakter melalui pagar nusa dan pramuka. Kegiatan menyapa ke berbagai pelosok daerah tidak lupa dengan terus mempromosikan dan mengenalkan pagar nusa dan pramuka. Alhasil dari sini terlihat adanya peningkatan jumlah madrasah dan jumlah kegiatan untuk mengadakan pagar nusa dan pramuka di masing masing tempat. Momen atau event pun juga dilaksanakan

Dua puluh satu. Pelatihan kepemimpinan melalui IPNU dan IPPNU. Sebagai salah satu bagian terdekat ma’arif. IPNU dan IPPNU terus dikenalkan di madrasah-madrasah dan diberikan waktu untuk membentuk komesariat.

Dua puluh dua. Pengadaan buku aswaja. Buku-buku yang selama ini beredar di madrasah dengan beragam sumber kembali dicek. Dan kemudian diarahkan untuk menggunakan buku yang direkomendai oleh LP Ma’arif Kabupaten untuk kemudian disediakan di kantor agar madrasah mudah mendapatkan. Program ini juga untuk mensupport branding aswaja sebagai salah satu keunggulan  madrasah.

Dua puluh satu. Program manyapa lembaga se Kabupaten Malang. Program ini termasuk paling awal dilakukan. Bahkan ketika masih bertugas sebagai Tim Panitia Ujian, para pengurus dengan teladan dari Ketua LP Ma’arif, melakukan silaturrahim keliling ke berbagai kecamatan. Bahkan dalam satu hari bisa beberapa kecamatan atau beberapa madrasah yang disapa. Disinilah sebagai titik tolok membangun komunikasi, kepercayaan, mendengar, melihat, dan menindaklanjuti situasi nyata berbagai madrasah atau sekolah di daerah.

Dari hasil turba inilah didapat informasi dan data real tentang kondisi di berbagai madrasah. Bahkan program ini terus berlangsung dan mendapatkan respon luar biasa positif dari madrasah yang didatangi. Hasilnya adalah ma’arif menemukan berbagai macam potensi-potensi luar biasa baik dari potensi siswa, guru, ataupun lembaga madrasah.

Dua puluh dua. Seminar dan webinar. Untuk mendapatkan jangkauan yang lebih luas. LP Ma’arif Kabupaten malang juga memanfaatkan teknologi. Seminar yang dihadiri oleh tokoh-tokoh hebat, dibantu oleh perlengkapan teknologi yang update menghasilkan jangkauan penyebaran visi keilmuan lebih luas. Bisa dilakukan secara luring, daring dan tidak lupa terkadang dilakukan secara hybrid.

Dua puluh tiga. Jurnal Ilmiah Ma’arif. Jurnal ini dibuat untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan, menjadi tempat pemikiran pendidikan Islam, sarana pengembangan keilmuan para guru dan tokoh pendidikan. Jurnal ini bekrjasama dengan para mitra bestari yang berasal dari luar negeri. Jurnal ini juga didukung oleh beberapa kampus besar seperti UIN Malang, Universitas Brawijaya, Al Qolam, dan lainnya.

Selama saya menemani guru saya Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah,M.Pd.I mulai dari Ketika memimpin Lakpesdam NU Kabupaten Malang, Panitia UAMNU, sampai pada PC LP Ma’rif Kabupaten Malang, saya melihat peran dan figure beliau sangat kompeten dalam pengembangan pendidikan. Beliau selain melakukan pendekatan yuridis, poltis, namun sangat terlihat pendekatan humanis tetap menjadi salah satu strategi pengembangan yang beliau lakukan. Kurang lebih begitulah adanya.

Wallahu a’alam

Post Comment