Breaking News
light_mode
Beranda » Muhammad Masykur Izzy Baiquni » Literasi Madrasah Tantangan Orientasi Konsep Dan Upaya Kependidikan Dari Masa Ke Masa

Literasi Madrasah Tantangan Orientasi Konsep Dan Upaya Kependidikan Dari Masa Ke Masa

  • account_circle humaslp2
  • calendar_month Kamis, 15 Des 2022
  • visibility 410

“Musuh terbesar dari ilmu pengetahuan adalah mengetahuinya” John C. Maxwell

Oleh: Muhammad Masykur Izzy Baiquni

Rabu, 9 November 2022

Kegiatan Khotmil Qur’an dan pembinaan di LP Ma’arif kabupaten malang rutin dilaksanakan setiap bulan di gedung LP Ma’arif Kabupaten. Setiap bulan disini bergantian kecamatan yang hadir untuk mengaji dan mendengarkan wejanga bimbingan dari tokoh yang diundang. Sabtu 5 Oktober 2022 lalu Kami melaksnakan acara itu dan pembinaan disampaikan oleh Drs. K.H. Imam Ma’ruf dari Kepanjen Malang.

Beliau tokoh yang pandai menganalisi dan menyampaikan secara runtun dan lugas, maklumlah beliau juga mendalami Bahasa dan Sastra Indonesia. KH Imam Ma’ruf mengajak audiens untuk menganalisis berbagai problematik dan mengajak melakukan upaya pendidikan dengan pola metodologi pendidikan yang diajarkan oleh Hadratussyaikh K Hasyim Asy’ari KH. Hasyim Asy’ari dalam Kitab Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim untuk diterapkan di madrasah-madrasah khususnya madrasah formal di Kabupaten Malang.

Semenjak saya di LP Ma’rif Kabuapetn Malang. Selain memang Saya juga adalah bagain terkecil dari madrasah. Saya berpikir untuk menelusuri kembali tentang Madrasah khususnya di daerah saya dan dinamika problematik, sejarah, dan perkembangan madrasah hingga orientasi konsep dan upaya kependidikan para tokoh pendidikan Islam untuk memunculkan kembali masa keemasan yang pernah diraih.

Menelisik dari karya Ulama Tarbiyah kita Prof. Dr. K.H. Muhammad Tolhah Hasan yang juga salah satu sahabat dari Presiden RI ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid, bahwa dari sekian banyak madrasah yang termasuk awal berdirinya di Nusantara diantaranya adalah madrasah yang didirikan oleh Syeikh Amrullah Ahmad di Padang tahun 1909 M, oleh K.H. Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun 1912 M,  oleh K.H. Abdul Wahab Hasbullah di Surabaya tahun 1914 M, oleh  Rangkayo Rahmah Al-Yunusiyah di Padang Panjang tahun 1915 M, oleh K.H. Hasyim Asy’ari di Jombang tahun 1919 M, oleh K.H. Masykur di Malang tahun 1922 M, oleh Engku Zainuddin Labay di Padang Panjang tahun 1923 M, oleh tengku Daud Beureueh di Blang Paseh-Sigli Aceh tahun 1930 M, oleh Raja Bone Andi Mappajukki di Watampone (Madrasah Amariah Islamiyah) tahun 1933 M, dan madrasah as-Sulthaniyah di Sambas Kalimantan Barat tahun 1922 M, dan masih banyak lagi lainnya.

Nah, dari sejarah tersebut terlihat bahwa Malang memiliki sejarah yang kuat dalam membangun pendidikan di Indonesia bahkan dalam perjuangan untuk merdeka. Untuk sejarah perjuangan membangun madrasah di Malang contohnya, dulu K.H. Masykur pada waktu memulai membuka madrasah di Singosari, setiap pagi Beliau disuruh menghadap ke kantor Wedono (Pembantu Bupati) bahkan tidak jarang harus menunggu lama. Wedono atau yang mewakili akan memeriksa mata pelajaran apa saja yang akan diberikan hari itu. Kalau sekiranya ada perihal yang kurang berkenan, maka pelajaran itu harus dibuang dan tidak diajarkan. Bahkan, setiap ada tambahan murid baru, haruslah dilaporkan dan dijelaskan siapa orang tuanya dan berasal dari mana. Apabila mata pelajaran itu berbahasa Arab, kosa kata yang tidak dipahami artinya harus dijelaskan secara jelas maksudnya.

Menuju madrasah masa kontemporer tentunya dinamika tantangan yang dihadapi madrasah mulai bergeser. Salah satunya adalah tantangan orientasi konsep dan upaya kependidikan di zaman global. Merunut ketika Jatuhnya Granada di Andalusia 1492 M, jatuhnya Baghdad 1258 M, masa di mana setelah abad ke-a3 M perkembangan kekuasaan dan peradaban Islam di dunia mengalami kemunduran.

Kemudian, memasuki abad ke-20 dunia diguncangkan dengan kebangkitan Islam dan gerakan pembaruan dengan munculnya tokoh-tokoh seperti Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, rasyid Ridlo, Syakib Arsalan, Ali Mubarak, Muhammad Iqbal. Disusul dengan munculnya pemikir Islam kontemporer seperti Hasan Al-Banna, Muhammad Quthub, Abul A’la Al-Maududy, Abul hasan An-Nadwy, Ahmad Syalaby, Umar Muhammad At-Taumy As-Syaibany, Muhammad Athiyah Al-Abrasy, Ahmad Wahid hasyim, Muhammad Yunus dan lainnya. Di mana para tokoh bertujuan kembali untuk membangun kembali masa kejayaan pendidikan Islam dengan visi dan pendekatan berbeda-beda.

Pertama, kelompok yang berpandangan untuk menggali dasar-dasar pendidikan Islam darikhazanah Islam sendiri, tidak perlu mengadopsi konsep-konsep pendidikan Barat, ini disebabkan jiwa dan karakter prndidikan Islam sangat religius dan moralis, dan berbeda dengan jiwa serta karakter pendidikan Barat yang sekuler dan meterialis.

Kedua, kelompok yang tetap berakar kepada ajaran Islam dan nilai-nilainya, namun dalam banyak hal yang menyangkut proses pendidikan, seperti dalam metodologi pembelajaran, manajemen pendidikan, teknologi pendidikan agar dapat memanfaatkan pengalaman dan kemajuan yang dicapai oleh pakar-pakar dari bangsa-bangsa mana saja baik dari Bangsa Barat ataupun Timur.

Ketiga, kelompok yang ingin lebih pragmatis yakni dengan mengikuti sistm bangsa-bangsa yang saat ini sudah maju pesat, terutama dari bangsa Barat, baik dari konsep pembelajaran, metodologi, teknologi, mamanjeman, sistem rekrutmen dan evaluasi, ditambah dengan pokok-pokok ilmu ke-Islaman (pendidikan agama). Hal ini disebabkan karena mereka menilai bahwa pakar pendidikan Islam sendiri belum dapat menyiapkan konsep-konsep pendidikan yang utuh, yang sesuai dengan perkembangan sosio-kultural yang menguasai kehidupan revolusi industri saat ini, dan belum siap bersaing dengan bangsa lain khususnya dalam bidang pendidikan. Pertanyaannya adalah, selanjutnya akan kita laksanakan paradigm yang mana?

Madrasah sebagai lembaga dan sstem pendidikan Islam memiliki karakter yang unik dan spesifik bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan non madrasah. Seperti yang disampaikan oleh Husni Rahim tentang karakter madrasah yaitu: pertama, karakter Islami, Madrasah mencerminkan identitas ke_Islaman dalam kurikulum dan proses belajarnya. Kedua, karakter populis. Madrasah selalu lahir dan berkembang dengan dukungan masyarakat serta bersifat terbuka bagi semua lapisan masyarakat. Ketiga, karakter keragaman, madrasah menunjukkan adanya watak fleksibilitas dalam pelaksanaan pendidikan. Dan keempat, karakter mandiri, bahwa mayoritas madrasah di Indonesia adalah swasta, tantangan seperti gedung, guru pengajar, biaya operasional, sarana prasaran dan lainnya ditanggung oleh pendiri bersama masyarakat.

Di waktu yang berbeda, Prof. Dr. K.H. Imam Suprayogo dalam Buku Menghidupkan Jiwa Ilmu menyampaikan tantangan pendidikan dalam kemajuan pendidikan Islam di madrasah dianalisi dari sisi guru khususnya di madrasah, yaitu: Pertama, gurumerasakan bahwa selama ini terlalu terjadi perubahan kebijakan. Kedua, guru merasakan bahwa kebebasan dan kemerdekaannya kurang mendapatkan perhatian. Ketiga, guru merasakan sering adanya manipulasi dan bahkan kebohongan yang terjadi di dunia pendidikan. Keempat, guru juga merasakan bahwa pendidikan sekarang dijalankan dengan orientasi pada sikap formalisme yang berlebihan.

Sejarah madrasah yang begitu komples dengan membawa visi pendidikan Islam diikuti dengan tantangan perjuangan dengan beragam dinamika. Perlu kiranya terus disupport dalam mebangun intelektual, emosional, sosial sampai kepada kedalaman spiritual.

Wallahu a’lam

  • Penulis: humaslp2

Rekomendasi Untuk Anda

  • Implementasikan Deep Learning dan Kurikulum Cinta, Komitmen Ma’arif PCNU Kabupaten Malang  Melawan Intoleransi dan Bullying

    Implementasikan Deep Learning dan Kurikulum Cinta, Komitmen Ma’arif PCNU Kabupaten Malang  Melawan Intoleransi dan Bullying

    • calendar_month Jumat, 16 Mei 2025
    • account_circle humaslp2
    • visibility 2.009
    • 0Komentar

    Bq. Jum’at 16 Mei 2025 LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang Kamis (15/05/2025) Gedung pertemuan MI Hidayatulloh Pringu Bululawang Kabupaten Malang penuh sesak dengan dominasi warna merah dan hitam. Para guru Madrasah Ibtidaiyah memadati ruang tersebut dengan menggunakan seragam batik salah satu ciri khas mereka. Mereka hadir untuk mengikuti Workshop Deep Learning dan Kurikulum Cinta. Guru-guru […]

  • Workshop IKM dalam Peningkatan Mutu Lembaga dan Guru se Kecamatan Turen

    Workshop IKM dalam Peningkatan Mutu Lembaga dan Guru se Kecamatan Turen

    • calendar_month Minggu, 12 Mar 2023
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 445
    • 0Komentar

    Muhammad Masykur Izzy Baiquni, Ahad 12 Maret 2023 LP Ma’arif NU kabupaten Malang Sabtu (11/3/2023) Lembaga Pendidikan Ma’arif MWC NU Kecamatan Turen mengadakan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dalam Peningkatan Mutu Lembaga dan Guru Inspiratif Inovatif dan Kreatif untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengan Pertama se Kecamatan Turen, Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung MTs. […]

  • Sambutan Ketua LP Ma’arif Kabupaten Malang “Selamat Harlah ke-93!”

    Sambutan Ketua LP Ma’arif Kabupaten Malang “Selamat Harlah ke-93!”

    • calendar_month Kamis, 15 Des 2022
    • account_circle humaslp3
    • visibility 862
    • 0Komentar

    humaslp 2 weeks ago Berita, Learning, PendidikanMuhammad Masykur Izzy Baiquni, Senin 19 September 2022 Assalamualaikum wr wb. Selamat Harlah LP Maarif yang ke 93, ini adalah masa keemasan dan kematangan LP Ma’arif terutama di Kabupaten Malang sesuai dengan sejarah berdirinya LP Ma’arif yang digagas dan diinisiasi langsung oleh Hadratusyaikh KH Hasyim Asyari di mana warga […]

  • Kolaborasi Ma’arif NU dan UIN Malang: Pencegahan Bullying dengan Nilai Keaswajaan

    Kolaborasi Ma’arif NU dan UIN Malang: Pencegahan Bullying dengan Nilai Keaswajaan

    • calendar_month Jumat, 30 Agt 2024
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 387
    • 0Komentar

    LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang Kabupaten Malang – Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Kabupaten Malang terus mengampanyekan Ma’arif Against Bullying. Kampanye tersebut dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTs NU) Pakis, Kabupaten Malang, Kamis (22/08/2024). Kegiatan ini bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN […]

  • Aswaja adalah Core Values Kurikulum LP Ma’arif

    Aswaja adalah Core Values Kurikulum LP Ma’arif

    • calendar_month Sabtu, 15 Mar 2025
    • account_circle humaslp2
    • visibility 1.171
    • 0Komentar

    Prof. Amka. Sabtu, 15 Maret 2025 LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang Kali ini turba PC Ma’arif NU Kab Malang dengan melakukan pembinaan guru dan Kepala Sekolah dan Madrasah di kec Tumpang, tema yang diusung adalah Pembelajaran Aswaja dimana Aswaja dikenal sebagai Core Values Kurikulum sekolah dan Madrasah di bawah LP Ma’arif. Acara ini dihadiri ketua […]

  • LATGAB PRAMUKA PANDU MA’ARIF MWC NU TUMPANG MERIAHKAN PERINGATAN HARI SANTRI NASIONAL 2025

    LATGAB PRAMUKA PANDU MA’ARIF MWC NU TUMPANG MERIAHKAN PERINGATAN HARI SANTRI NASIONAL 2025

    • calendar_month Jumat, 24 Okt 2025
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 262
    • 0Komentar

      LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang. Tumpang, 22 Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2025, Pramuka Pandu Ma’arif MWC NU Tumpang menggelar Latihan Gabungan (LATGAB) yang berlangsung selama dua hari, yakni pada tanggal 21–22 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 210 peserta dari 30 lembaga pendidikan di bawah naungan LP […]

expand_less