Energi Ilahiah dalam Setiap Langkah

Energi Ilahiah dalam Setiap Langkah

Oleh: Dr. Abd. Azis Tata Pangarsa, M.Pd.

Seperti yang kami agendakan beberapa hari sebelumnya, Kamis malam, tanggal 16 Februari 2023 bakda Maghrib saya berdua dengan Pak Amka (Panggilan Akrab Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, M.PdI) berangkat menuju Desa Blayu Kecamatan Wajak Kabupaten Malang untuk menghadiri Haul ke-2 Almarhum Dr. Hasan Abadi, M.AP (Mantan Ketua PC LP Ma’arif Kabupaten Malang). Saya hadir bersama Pak Amka selaku Pengurus PC LP Ma’arif Kabupaten Malang dan sekaligus sebagai saudara adik sepupu Mas Hasan Abadi.

Dalam perjalanan di mobil, saya dan Pak Amka banyak berdialog terkait berbagai hal, dan tanpa kami rencanakan sebelumnya, yang biasanya kalau perjalanan menuju Wajak kami lewat Bululawang, namun kali ini kami memilih jalan pintas lewat Tajinan. Berikutnya secara tiba-tiba karena lewat Tajinan, Pak Amka memutuskan mengajak silaturahmi sekaligus sholat Isya’ di Musholla di daerah Sumbersuko Tajinan.

Alhamdulillah…ndilalah kok pas waktunya sholat Isya’, dan Pak Amka pun menjadi imam sholat Isya’, setelahnya Pak Amka memberikan pembinaan dan nasehat-nasehat terkait menjadi pemimpin dan seni kepemimpinan kepada jamaah musholla yang kebetulan juga sedang ada permasalahan dalam pengelolaan manajemen lembaga pendidikan dan kebetulannya lagi lembaga pendidikan itu di bawah naungan PC LP Ma’arif Kabupaten Malang yang notabene-nya Pak Amka ketuanya saat ini. Pak Amka sedang menjalankan salah satu fungsinya, yaitu melakukan pembinaan kepada lembaga pendidikan yang sedang mengalami permasalahan.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Almarhum Mas Hasan Abadi, dan alhamdulillah sampai di saat yang tepat. Saya bisa sekalian silaturahmi dengan Mbak Eva (istri Mas Hasan), Bu Dhe Hj Sul (Ibunda Mas Hasan), Mbak Khil (Kakak Mas Hasan), Mbak Iin (Adek Mas Hasan) dan saudara-saudara lainnya serta banyak kolega-kolega dari kampus Unira dan Gus Taufik (Mantan Ketua PC LP Ma’arif Kabupaten Malang yang juga Pengasuh Pondok Pesantren An Nasr).

Selanjutnya saya dan Pak Amka melanjutkan perjalanan pulang dengan mampir sebentar di kafe depan Kantor Radar Malang di Jalan Kawi Kota Malang, untuk ngopi dan ngobrol dengan Pak Atok dari Radar Malang untuk koordinasi kegiatan Ma’arif besok.

Dalam perjalanan kami ini ada beberapa kejadian yang di luar rencana kami, rencana awal kami hanya ingin menghadiri acara tahlil Haul Mas Hasan Abadi, namun realitanya banyak hal yang bisa kami lakukan, seperti yang saya ceritakan di atas. Ibarat pepatah, “sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui”. Banyak manfaat yang kami lakukan dan itu sangat kami syukuri.

Dari perjalanan bersama Pak Amka, saya banyak memetik hikmah, yaitu saya semakin sadar, bahwa setiap langkah dan keputusan yang kita lakukan entah itu benar atau salah, baik atau buruk dalam pandangan awam manusia, bukan semata-mata keputusan dari diri kita secara pribadi, namun ada campur tangan Allah dan oleh karena ada campur tangan Allah pasti ada manfaat dan sisi positif dari langkah dan keputusan itu bagi orang-orang yang mampu memahaminya.

Selain itu juga, akan selalu ada jalan keluar dari setiap masalah yang ada, manakala kita selalu berikhtiar dan berpasrah kepada Allah. Keyakinan Allah pasti menolong hamba-Nya yang meminta pertolongan dengan disertai ‘tirakat’, semestinya senantiasa menancap dalam jiwa dan menjadi habit , insyaallah energi Ilahiah akan menuntun setiap langkah.

Energi Ilahiah sangat penting bagi manusia, khususnya seorang Pemimpin agar dapat berpikir jernih (positive thingking) dan memutuskan keputusan bukan berdasarkan nafsu/emosi manusiawi, namun semata-mata hakikatnya berdasarkan bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT. Masalah pasti ada dan datang silih berganti, namun solusi dari setiap masalah juga pasti ada. Percayalah…energi Ilahiah akan menyertai setiap langkah.

La tahzan innallaha ma’ana merupakan petikan ayat dari surat At-Taubah ayat 40. Berikut ini adalah tulisan Arab la tahzan innallaha ma’ana:

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“La tahzan innallaha ma’ana”

Artinya: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”.

Kalimat di atas memiliki tujuan untuk mengingatkan dan menghibur hamba-Nya, bahwasanya Allah SWT tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya berada di dalam kesusahan dan kesedihan. Allah SWT juga tidak akan memberikan ujian kepada hamba-Nya melainkan sesuai dengan kemampuannya.

Post Comment