Mereka yang di Balik Layar
- account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
- calendar_month 6 jam yang lalu
- visibility 33

“Santri dididik untuk berempati, itulah modal dasar dari pengusaha” Fendi Agus Sandrio, Direktur Indo Kretek Tobacco Malang
Mz. Kamis, 30 Oktober 2025.

LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang
Sebuah momen yang memang dibangun untuk saling sinergi tercipta dalam acara bertema Halaqah Santri Hybrid. Mengusung judul Santripreneur: Mewujudkan Kemandirian Santri sebagai Agen Perubahan dalam Mengawal Peradaban Dunia. Wah ini judul spektakuler sekali.
Salah satu hal positif sekarang yang sudah banyak hilang adalah kemauan mendengarkan. Saya senang mendengarkan para tokoh bercerita tentang perjuangannya dalam kehidupan. Dale Carnegie menulis dalam buku How to Win Friends and Influence People, “Anda bisa memeroleh lebih banyak teman dalam dua minggu dengan menjadi pendengar yang baik, daripada yang bisa Anda peroleh dalam dua tahun dengan berusaha membuat orang lain tertarik pada Anda.”

Khusus tulisan ini saya menulis apa yang saya dengarkan dan pelajari dari narasumber pertama, Direktur PT Indo Kretek Tobacco Malang Bapak Fendi Agus Sandrio, M.A. Md.
Satu: Jangan terlalu banyak mikir kalau mau usaha. Saya membaca buku yang ditulis oleh salah satu maestro psikologi. Carol S. Dweck dalam bukunya bertanya, mengapa usaha sangat mengerikan?. Lalu ia menjawab. Pertama, dalam mindset tetap, para genius besar dianggap tidak membutuhkan usaha. Yang dibutuhkan hanyalah membayangkan kemampuan Anda. Kedua, Usaha membuat Anda sama sekali tidak punya alasan.
Dua: Jangan menyerah. Ini tantangan kita!….dalam Buku Your Road Map for Succes dijelaskan bahwa orang-orang yang berhasil tidak akan membiarkan kegagalan menguasai pikiran mereka. Daripada terus menerus berfikir kegagalan, lebih baik belajar dari kesalahan mereka dan memikirkan cara meningkatkan diri dan keadaan mereka
Tiga: Terus berusaha mengembangkan usaha. Semangat untuk mengembangkan diri dan tetap melakukannya, sekalipun atau khususnya Ketika keadaan tidak berjalan dengan baik, merupakan tanda mindset tumbuh. Mindset inilah yang memungkinkan orang-orang untuk berkembang Ketika mengalami masa-masa paling menantang dalam hidup mereka.

Empat: Gunakan filosofi tangga. Sebuah tangga mengajak kita naik atau turun. Namun, semua itu harus diawali dengan satu Langkah dan diikuti Langkah berikutnya. Begitu juga dengan wirausaha dimulai dari hal kecil yang konsisten melalui proses dengan tekun.
Lima: Jangan terjebak pikiran sendiri. Kita sering terjebak pikiran kita sendiri, seakan kita yang menentukan rugi atau berhasil. Padahal Rahmat Allah maha luas, apalagi usaha yang bertujuan untuk membantu banyak orang. Tidak usah pusing soal untung rugi, sebab untung dan rugi adalah pasangan serasi laksana tangan kanan dan kiri.
Enam: Mindset bagaimana membuka lapangan pekerjaan untuk orang banyak, bukan mencari kerja. Konsep membantu orang banyak ternyata juga dilakukan oleh para pengusaha sukses, bahkan banyak pengusaha non muslim yang memberikan reward umroh kepada karyawan yang memiliki kinerja yang bagus.

Tujuh: Mindset sangat penting. Selalu belajar dan terbuka terhadap ilmu ilmu baru. Selalu berempati kepada orang lain dan menjalani proses yang ada. Robert Sternberg berkata “Faktor terpenting yang menentukan bagaimana seseorang mencapai keahlian tertentu bukanlah kemampuan yang sudah melekat sebelumnya, melainkan usaha keras dengan maksud yang jelas.”
Delapan: Bangun komunikasi. Saya membaca kalimat menarik dalam Buku 10 Steos to a More Fulfilling Life adalah bekomunikasi adalah bukan hanya soal apa yang kita katakana, tetapi bagaimana kita mengatakannya.

Sedikit hal yang bisa saya tangkap dengan keterbatasan kemampuan saya. Sebagai penutup saya mengutip tulisan Prof. M. Quraish Shihab, beliau menjelaskan bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa ketentuan yang ditetapkan al-Qur’an dalam konteks berbisnis paling tidak dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar: Pertama, berkaitan dengan hati/kepercayaan pebisnis; Kedua, berkaitan dengan moral dan pelaku pebisnis; Ketiga, berkaitan dengan pengembangan harta/perolehan keuntunga.
Wallahu a’laam. 21:26 Wib
- Penulis: Muhammad Masykur Izzy Baiquni
