Memproduksi Pengetahuan yang Menyelamatkan

Memproduksi Pengetahuan yang Menyelamatkan

By. Dr. Agus Mulyono, M.Kes, (Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)

Kadang tidak sadar… bahwa lembaga pendidikan telah memproduksi pengetahuan yang membuat banyak orang semakin konsumtif.

Kadang tidak sadar… bahwa lembaga pendidikan telah memproduksi pengetahuan yang membuat rusaknya lingkungan.

Kadang tidak sadar… bahwa lembaga pendidikan telah memproduksi pengetahuan yang membuat banyak orang semakin menampilkan kemewahan.

Kadang tidak sadar… bahwa lembaga pendidikan telah memproduksi pengetahuan yang membuat banyak orang semakin hedonis.
*

Disinilah sebenarnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu diarahkan.

Bahwa pengembangan ilmu dan teknologi akan terus menjadi sebuah kebutuhan untuk meningkatkan kualitas kehidupan tetapi harus diarahkan untuk tidak saja meningkatkan kualitas kehidupan manusia tetapi juga kualitas kehidupan semua makhluk yang ada di alam semesta ini.

Disinilah peran penting Lembaga pendidikan khususnya yang dibawah naungan kemenag… lebih khusus lagi Perguruan Tinggi Agama, lebih khusus lagi LP Ma’arif untuk mengembangkan ilmu yang diarahkan untuk kemaslahatan dan kemanfaatan yang nyata dan kontekstual untuk seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini yang menggunakan petunjukNYA, menggunakan nilai nilai Islam.

Ada prioritas-prioritas yang perlu dikembangkan berkaitan dengan pengembangan ilmu Pengetahuan dan teknologi…., bahwa pengetahuan dan teknologi dikembangkan kearah yang menyelamatkan yang mempunyai ciri-ciri canggih dari sisi konsep namun sederhana tidak rumit dalam aplikasinya, efisien dan efektif, selaras dengan sistem kerja alam, tidak memunculkan kemewahan atau kesombongan, tidak memunculkan kerusakan baik untuk jangka pendek maupun panjang, tidak menghasilkan sampah/limbah atau sisa sisa yang mengganggu.

Jadi harus lebih dipahami bahwa pengetahuan dibuat dan dikembangkan harus dan untuk memberikan manfaat. Bahwa pengembangan ilmu pengetahuan baik dalam bentuk penelitian, dalam bentuk kegiatan diskusi atau yang lainnya… harus bertujuan pada usaha untuk memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat, memberikan kontribusi pada kedaulatan masyarakat, kemandirian dan ketahanan pangan, dan harmonisasi alam semesta.

Jadi pengetahuan yang dikembangkan adalah yang menyelamatkan semua makhluk, bukan pengetahuan yang dikembangkan untuk pengetahuan itu sendiri, bukan ilmu untuk ilmu, bukan untuk kebanggaan-kebanggaan, bukan untuk naik pangkat, bukan untuk pengakuan-pengakuan, bukan dan bukan untuk memperoleh popularitas.

Untuk itu penting diformulasi sedemikian rupa khususnya bagi Perguruan tinggi yang berada dinaungan Kementerian Agama. Apa saja dan bagaimana pengembangan pengetahuan yang menyelamatkan, bagaimana pengembangan pengetahuan yang dapat menjadi amalan/tindakan yang memakmurkan lingkungan, memakmurkan manusia dan sekaligus memakmurkan alam. Sehingga pada akhirnya betul betul dapat memberi warna/mewarnai dunia dengan warna yang lebih baik, (bukan diwarnai atau ikut ikutan diwarnai).

Wallahu a’lam

Senin, 30 Januari 2023

Penyunting: Izzy

Post Comment