Adversity Quotient Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si.

Adversity Quotient Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si.

Muhammad Masykur Izzy Baiquni. Selasa, 18 April 2023

“Tindakan manusia adalah penafsir terbaik pikiran mereka” John Locke

Tuban menurut saya perlu berbangga hati karena saat ini salah satu putera terbaik Tuban menjadi tokoh pendidikan di perguruan Tinggi, Lahir di Tuban 10 September 1967, putera pasangan H. Abu Syukur dan Hj. Shofiyah ini sedang menulis tinta emas dalam cerita kejayaan Universitas Islam Malang.

Semenjak saya mengambil program pascasarjana di Universitas Islam Malang. Sosok energik beliau terkadang menjadi salah satu menu pembicaraan kami di pascasarjana. Namun, Interaksi dengan beliau mulai terjalin ketika aktivitas saya di lakpesdam Kabupaten Malang dan sekarang beliau menjadi Pembina LP Ma’arif Kabupaten Malang.

“Silakan datang ke ruang rektor” bunyi whatsApp dari beliau di suatu saat ketika saya menyampaikan tujuan untuk sowan. Bersungut dengan riang saya memasuki ruang dan rasa senang sekali ketika beliau mempersilakan dengan penuh kehangatan. Saya menyimak dengan saksama penuturan beliau yang berisi semangat besar untuk terus maju. Yang tidak kalah membuat saya senang adalah ketika beliau menghadiahi saya buku perjalanan hidup beliau yang ditulis oleh Muhammad Subhan berjudul Maskuri Bakri Anak Rawa yang Tangguh dan Arsitek Kemajuan.

Membaca buku tersebut, mengingatkan saya wejangan dari KH. Imam Zarkasyi Gontor “Jangan memanjakan diri, jangan takut payah, jangan ingin enak, jangan merasa tua dalam bekerja”. Prof. Maskuri sebagai rektor yang enerjik, visioner. Selain itu beliau dikenal sebagai tokoh yang memiliki Adversity Quotient yang merupakan kemampuan individu dalam mengamati kesulitan dan mengolah kesulitan itu dengan kecerdasan yang dimilikiy sehingga menjadi sebuah tantangan uantuk bisa diselesaikan, ini penting dikaji oleh para ketua lembaga atau kepala madrasah untuk kemajuan pendidikan. Seorang pemimipin harus terus melakukan pengembangan diri, karena dengan pengembangan diri yang maksimal diharapkan bisa menunaikan kewajiban pemimpin terhadap lembaga yang dipimpinnya.

Sukses membawa Unisma dengan jumlah mahasiswa 16.323 mahasiswa yang berasal dari 34 negara. menempati peringkat 44 dari 4.553 untuk kategori Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta Nasional, bisa menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan Prof. Maskuri. Pertanyaannya adalah, bagaimana Prof. Maskuri menjaga performa semua itu?. Prof. Maskuri memiliki Sembilan hal yang harus beliau jaga dalam dirinya dan ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

Pertama, Jaga Daya Ingat. Prof. Maskuri selalu mencatat apapun program yang sedang dilakukan, apa yang belum, apa yang sudah dilakukan dan bagaimana solusinya. Termasuk beliau menuliskan dalam Handphone pribadi beliau atau di kertas kerjanya. Rektor universitas dan senator Amerika Serikat, S.I. Hayakawa, percaya dan berkata “Belajar menulis adalah belajar berpikir. Kau tidak tahu apapun dengan jelas kecuali kau bisa menyatakan secara tertulis.”. orang-orang besar setiap kali memiliki gagasan yang bisa menambhakan nilai kepada orang lain, mereka akan mencatat dan berencana memikirkannya lebih jauh. Jika itu membantu organisasi atau lembaga Anda, terapkanlah di sana. Perhatikanlah kemudian apakah ide tersebut sesuai dengan keberadaan hidup dalam perjalanan dan bisa mengoptimalkan sesuai kekuatan Anda sebagai pemimpin.

Kedua, Jaga Semangat. Prof. Maskuri sangat menekankan bahwa dalambekerja harus ikhlas, jujur, jangan menyakiti orang lain. Dengan begitu akan muncul totalitas dan bahagia dalam bekerja. Rasa bahagia ini menjadi energi besar yang tak kunjung habis dalam bekerja; Ketiga, Jaga Kesehatan. Dalam menjaga kesehatan, beliau banyak mengkonsumsi air putih, rajin berpuasa dan banyak bersyukur atas amanah-amanah yang beliau tunaikan. Beliau menikmati makanan apa saja yang disuguhkan kepadanya.

Keempat, Jaga Penampilan. Prof. Maskuri tidak senang ngemil dan sangat menjaga waktu makan sehari tiga kali. Ia berpendapat dengan tubuh yang sehat dia bisa melaksanakan amanah dengan lebih baik. Bila semau dijalani dengan penuh keihlasan baginya akan terasa enak dan menyenangkan; Kelima, Jaga Keharmonisan. Prof. Maskuri berpendapat bahwa, seorang pemimpin yang memiliki keluarga yang harmonis, bisa mendukung dan memahami aktivitasnya, memiliki rasa saling percaya akan membuat seorang pemimpin tidak mudah lelah untuk membesarkan lembaga yang dipimpinnya; Keenam, Jaga Keseimbangan Hidup. Menjaga keseimbangan kehidupan dunia dan akhertat dengan terus berikhtiar untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalitas diri.

Ketujuh. Jaga Kekompakan Tim Kerja. Seorang pemimpin harus mengenal karakter masing-masing tim, setelah saling mengenal maka support melangkah bersama. Pendekatan yang dilakukan secara formal dan non formal. Prof. Maskuri tidak suka dengan sebutan “stabil” ketika suasana sedang aman terkendali, beliau lebih senang menggunakan kata continuous progress atau continuous improvement. Para tokoh menjelaskan bahwa tidak ada ide tunggal yang langsung muncul dengan sempurna. Setiap ide bisa ditingkatkan ke level berikutnya dan ditetapkan dengan cara yang maksimal.

Kedelapan. Jaga Wibawa. Dikenal sebagai rektor yang suka menyapa, senang memuji bawahan dan membesarkan hati para bawahan, kedekatan dengan para bawahan terasa saat bertemu dan bertegur sapa. Prof. Maskuri juga senang berkeliling kampus untuk mengecek kebersihan dan kekurangan yang ada. Wibawa bagi beliau adalah cerminan sikap diri dan perilaku yang melekat pada diri seseorang;

Kesembilan. Jaga Pertemanan. Kuncinya adalah dengan menjaga kekompakan, bisa memberi contoh yang baik dan tidak menganaktirikan yang lain. Baginya, kebersamaan tidak harus selalu bersama-sama. Tapi cukup dengan saling menghormati satu sama yang lain. Dalam hidup, buatlah diri Kita lebih baik sehingga memiliki lebih banyak hal untuk diberikan. Zig Ziglar pernah berkata “Jika Anda membantu mendapatkan yang mereka inginkan, mereka akan membantu mendapatkan semua yang Anda butuhkan dalam hidup

Membangun sebuah lembaga pendidikan perlu dengan keilmuan yang kuat, ghirah perjuangan yang selalu berkobar dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Hal itu kemudian ditopang dengan pergaulan yang luas dengan memiliki beberapa idealitas yang penting. Prof. Mas’ud Said menyebutkan beberapa idealitas yang jisa ditiru dari Prof. Maskuri yaitu idealitas spiritual, idealitas akademik yang mumpuni, idealitas kualitas komunikasi yang bagus ditopang oleh networking yang luas, dan idealitas integritas pribadi yang kuat.

Kesan yang mungkin paling sederhana yang bisa diteladani adalah bahwa seorang pemimpin khususnya di lembaga pendidikan harus selalu mencintai kemajuan, keunggulan, prestasi, inovasi, tak berpuas diri dengan kemajuan yang ada, selalu berusaha yang terbaik dan menjadikan lembaganya unggul. Semoga hal positif yang selalu bisa kita pelajari dan terus membawa semangat belajar sepanjang hayat.

Wallahu a’lam.

Selasa 18 April 2023: 15.00 wib

Post Comment