Breaking News
light_mode
Beranda » Learning » PENDIDIKAN YANG NGU-WONG-KÉ

PENDIDIKAN YANG NGU-WONG-KÉ

  • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
  • calendar_month Selasa, 12 Nov 2024
  • visibility 527

Prof. Dr. H. Ahmad Muhtadi, M.A. Repost, 12 November 2024

LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang

Howard Gardner, ahli pendidikan paling terkemuka dari Harvard University dalam buku mutakhirnya yang berjudul Truth, Beauty, and Goodness Reframed, Educating for the Virtues in the Twenty First Century seolah menyesali pemikiran-pemikiran pendidikannya sendiri yang terdahulu. Pemikiran terdahulu dia yang sangat revolusioner di dunia pendidikan adalah paradigma kecerdasan majemuk (multiple intelligences).
Ahli pendidikan yang sekaligus ahli psikologi itu sebelumnya cenderung melihat pendidikan lebih dari sudut pandang dua disiplin yang amat dominan pada masa-masa modern ini; biologi dan ekonomi. Perspektif yang dikembangkan lebih pada materialistik dan pragmatik. Kemudian dalam buku terbarunya, Gardner merasa perlu melihat upaya-upaya perumusan pendidikan dari sudut pandang yang humanioristik, yang meliputi sudut pandang filsafat, psikologi, sejarah, dan studi budaya (cultural studies).

Betapapun canggihnya, manusia bukanlah sebuah artificial intelligence semata. Manusia, selain memiliki kekuatan fisik dan kemampuan berfikir, ia adalah makhluk yang –terutama- memiliki jiwa dan hati. Kekuatan fisik dan kemampuan berfikir harus dikembangkan dan diaktualkan, seiring dengan dikembangkan dan diaktualisasikannya kemampuan jiwa dan kemampuan rohaniahnya. Oleh karenanya, pendidikan bukan hanya sekedar pengembangan kompetensi vokasional, yang dipahami secara sempit sebagai keterampilan-ketrampilan praktis, atau kompetensi akademik dalam bentuk kemampuan berpikir logis-analisis dan kemampuan melakukan penelitian, sepenting apapun keduanya dalam menentukan kesejahteraan hidup seseorang.

Karenanya, setiap upaya dan proses pendidikan harus mengembangkan perspektif holistik sekaligus integratif, yakni haruslah mampu melihat dan memperhatikan keseluruhan dari aspek potensi kemanusiaan. Potensi personal-eksistensial yang sedikit banyak bersifat spiritual, dan potensi sosial sebagai dasar sekaligus puncaknya, harus menjadi perhatian serius, bukan hanya krusial dalam menentukan kebahagiaan hidup seseorang, bahkan juga dalam penguasaan kemampuan-kemampuan teknis yang menentukan kesuksesan. Abraham Maslow belakangan merasa perlu menjungkir-balikkan segitiga kebutuhan manusia yang dikembangkan, yaitu kebutuhan fisik lebih dulu, kemudian kebutuhan spiritual & sosial menjadi kebutuhan kebutuhan spiritual & sosial lebih dulu kemudian kebutuhan fisik. Menurutnya, kebutuhan spiritual-personal dan sosial ternyata justru menjadi dasar yang baik bagi pemenuhan kebutuhan fisik, bukan sebaliknya.

Mencermati perilaku pelajar dan mahasiswa akhir-akhir ini  –dengan maksud tidak men-genaralisir- yang seringkali terjadi tawuran antar mereka, dan semakin meningkatnya angka pengangguran lulusan adalah merupakan indikasi kegagalan sistem pendidikan kita. Kegagalan tersebut merupakan salah satu kegagalan dalam mengembangkan sosial-emosional yang pada akhirnya dapat menyebabkan anak-anak kita tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan emosi positif dan rasa empati, yang sangat menentukan kesejahteraan psikologis dan sosial mereka; akibatnya mereka mudah patah dan menyerah, mudah galau, kurang percaya diri, tidak punya solidaritas sosial, padahal pertemanan adalah sumber, bukan hanya kesuksesan tetapi juga kebahagiaan. Kegagalan mengembangkan kecerdasan spiritual dan rohaniah –meminjam William James, Kawan Agung dalam The Great Socius-nya-  membuat anak kita tidak bahagia akibat keterasingan sumber keberadaannya.

Berdasarkan uraian diatas, program pendidikan yang harus dikembangkan, harus menekankan pada pengembangan daya rohaniah berupa kegiatan-kegiatan spiritual yang berorientasi pada pembinaan hubungan vertikal dengan Yang Maha Agung Allah SWT, kegiatan tafakkur, selain kegiatan akademik berupa observasional-saintifik, refleksi intelektual-filosofis dan estetik. Tidak kalah penting penanaman budi pekerti luhur, akhlak-sosial, khususnya sikap empati, cinta kasih, pemaaf, dan bebas rasa benci, pengembangan dan pelatihan etos hidup dan kerja yang baik; etos kerja keras, disiplin, telaten, ulet, pantang menyerah, percaya diri, dan lain sebagainya.

Kemampuan imajinatif yang terkait erat dengan kemampuan kreatifitas harus benar-benar digalakkan, dengan memberi ruang sebesar-besarnya bagi upaya belajar berkhayal (berimajinasi), mengeksplor seluas mungkin segala sesuatu dan mencoba sebanyak-banyaknya, berpikir bebas, termasuk berani bereksperimen walaupun seringkali salah (trial and error). Itu semua menjadi penting dalam pengembangan proses belajar-mengajar berbasisi proyek penelitian (project-based learning). 

Oleh karenanya, program kegiatan seni, apapun bentuknya dan kegiatan bakat-minat lainnya adalah sangat sentral. Tidak hanya untuk mendorong daya imajinatif dan kreatif melainkan sebagai sarana melembutkan hati dan memperbaiki budi pekerti. Program pengembangan bahasa juga sangat strategis sebagai sarana pengembangan daya dan minat baca yang mendukung upaya penghangatan intelektual dan peningkatan kemampuan literer. Pengembangan skill dan entrepreneurship juga tidak hanya dibatasi pada pelatihan vokasional dalam arti terbatas keterampilan praktis ataupun kemampuan berorganisasi, manajemen, dan berbagai soft skill lainnya, tetapi sesuai makna aslinya “vocation” sebagai panggilan jiwa (life calling). Berbuat atau bertindak yang didorong oleh panggilan jiwa akan terjadi dengan penuh kegairahan dan rasa cinta (passion), sehingga menjadi sumber kebahagiaan, menghasilkan profesionalisme, performance, kepercaya diri, kemandirian, dan ketangguhan.

Uraian sederhana yang disarikan dari rubrik kolom majalah Tempo edisi 17-23 Desember 2012 diatas mengandung makna pendidikan yang berorientasi “ngu-wong-ke”. Artinya memperhatikan potensi yang dimiliki sekaligus yang dibutuhkan peserta didik dengan memberikan peran aktif untuk pengembangan potensi yang dimilikinya agar pada akhirnya menjadi “wong” dalam arti yang sebenarnya. Wong yang menjadi bagian dari ummatan wasathan yang mempunyai peran penting sebagai khalifatullah di permukaan bumi dengan tugas sucinya untuk selalu memberi manfaat, menebar kedamaian, dan menjadikan dunia lebih maslahah. Semoga bermanfaat..

Wallahu a’lam bi al-Shawab.  

Malang, 1 Januari 2013

Prof. Dr.H. A. Muhtadi Ridwan, M. A.

Editor: Mz

  • Penulis: Muhammad Masykur Izzy Baiquni

Rekomendasi Untuk Anda

  • MTs Nurul Huda Ngajum Borong Medali di Kejuaraan Nasional Pencak Silat Terbuka Pangdivif 2 Cup 2025

    MTs Nurul Huda Ngajum Borong Medali di Kejuaraan Nasional Pencak Silat Terbuka Pangdivif 2 Cup 2025

    • calendar_month Minggu, 25 Mei 2025
    • account_circle humaslp2
    • visibility 558
    • 0Komentar

      Muhammad Rosyid, M.Pd. Ahad, 25 Mei 2025 LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang MTs Nurul Huda Ngajum kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Dalam ajang Pencak Silat Pelajar Nasional “Malang Championship 2025” yang diselenggarakan di Kostrad Singosari, Malang, pada tanggal 24 April 2025, para atlet muda dari MTs Nurul Huda berhasil membawa pulang 2 […]

  • Energi Ilahiah dalam Setiap Langkah

    Energi Ilahiah dalam Setiap Langkah

    • calendar_month Jumat, 17 Feb 2023
    • account_circle humaslp2
    • visibility 403
    • 0Komentar

    Oleh: Dr. Abd. Azis Tata Pangarsa, M.Pd. Seperti yang kami agendakan beberapa hari sebelumnya, Kamis malam, tanggal 16 Februari 2023 bakda Maghrib saya berdua dengan Pak Amka (Panggilan Akrab Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, M.PdI) berangkat menuju Desa Blayu Kecamatan Wajak Kabupaten Malang untuk menghadiri Haul ke-2 Almarhum Dr. Hasan Abadi, M.AP (Mantan Ketua […]

  • Lungguhe Seng Suwe

    Lungguhe Seng Suwe

    • calendar_month Senin, 5 Jun 2023
    • account_circle humaslp2
    • visibility 396
    • 0Komentar

    Muhammad Masykur Izzy Baiquni. Minggu 4 Juni 2023 Lailatul ijtima yang dilakukan di kantor PCNU Kabupaten Malang, menyiratkan banyakmotrivasi yang diterima ketika mengikuti kegiatan tersebut. Kita harus bersyukur menjadi warga Negara Indonesia yang mencintai Rasulullah saw. Semoga Allah menjadikan kita manusia manusia terbaik dan manusia yang beruntung. Berjuang di NU butuh istiqomah dan rela berkorban. […]

  • Menikmati Pahitnya Belajar

    Menikmati Pahitnya Belajar

    • calendar_month Rabu, 3 Mei 2023
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 774
    • 0Komentar

    Oleh: Muhammad Masykur Izzy Baiquni “Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan” Imam Syafi’i “Menjadi manusia yang ulul al Baab. Dahulu pendidikan untuk menjadi benar dan pintar, Pendidikan terdahulu didahului dengan cara riyadhoh, puasa, belajar ilmu laduni, dan lainnya. Kalau dulu begitu, dan bermacam-macam tirakat yang dilakukan sehingga dapat ilmu […]

  • Komunikasi Menjadi Solusi

    Komunikasi Menjadi Solusi

    • calendar_month Rabu, 16 Apr 2025
    • account_circle humaslp2
    • visibility 957
    • 0Komentar

    LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang Pergerakan memberikan pelayanan yang semakin baik terus menjadi komitmen LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang. Inisiasi mengundang seluruh Koordinator Kecamatan (Kortan) dan segenap pengurus juga dilakukan. Rumah Makan Joglo Sawojajar Malang menjadi pilihan pertemuan tersebut. Membawa dua agenda utama yakni halal bi halal dan rapat koordinasi pada hari Selasa, 15 April […]

  • Maarif Day 2025 “Transformasi Aswaja: Tangguh Jiwa, Raga, Rasa, dan Pikir”

    Maarif Day 2025 “Transformasi Aswaja: Tangguh Jiwa, Raga, Rasa, dan Pikir”

    • calendar_month Senin, 8 Sep 2025
    • account_circle humaslp2
    • visibility 531
    • 0Komentar

    Senin, 08 September 2025 LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang Ma’arif Day Tahun 2025 merupakan perayaan tahunan yang diselenggarakan oleh LP.Maarif PCNU kabupaten dalam rangka memperingati Hari lahirnya. Tahun ini telah memasuki peringatan yang ke-96 tahun. Momentum ini tidak sekadar menjadi ajang seremonial, tetapi juga menjadi wahana strategis untuk menegaskan komitmen LP Ma’arif NU dalam membangun […]

expand_less