Breaking News
light_mode
Beranda » Learning » PENDIDIKAN YANG NGU-WONG-KÉ

PENDIDIKAN YANG NGU-WONG-KÉ

  • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
  • calendar_month Selasa, 12 Nov 2024
  • visibility 558

Prof. Dr. H. Ahmad Muhtadi, M.A. Repost, 12 November 2024

LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang

Howard Gardner, ahli pendidikan paling terkemuka dari Harvard University dalam buku mutakhirnya yang berjudul Truth, Beauty, and Goodness Reframed, Educating for the Virtues in the Twenty First Century seolah menyesali pemikiran-pemikiran pendidikannya sendiri yang terdahulu. Pemikiran terdahulu dia yang sangat revolusioner di dunia pendidikan adalah paradigma kecerdasan majemuk (multiple intelligences).
Ahli pendidikan yang sekaligus ahli psikologi itu sebelumnya cenderung melihat pendidikan lebih dari sudut pandang dua disiplin yang amat dominan pada masa-masa modern ini; biologi dan ekonomi. Perspektif yang dikembangkan lebih pada materialistik dan pragmatik. Kemudian dalam buku terbarunya, Gardner merasa perlu melihat upaya-upaya perumusan pendidikan dari sudut pandang yang humanioristik, yang meliputi sudut pandang filsafat, psikologi, sejarah, dan studi budaya (cultural studies).

Betapapun canggihnya, manusia bukanlah sebuah artificial intelligence semata. Manusia, selain memiliki kekuatan fisik dan kemampuan berfikir, ia adalah makhluk yang –terutama- memiliki jiwa dan hati. Kekuatan fisik dan kemampuan berfikir harus dikembangkan dan diaktualkan, seiring dengan dikembangkan dan diaktualisasikannya kemampuan jiwa dan kemampuan rohaniahnya. Oleh karenanya, pendidikan bukan hanya sekedar pengembangan kompetensi vokasional, yang dipahami secara sempit sebagai keterampilan-ketrampilan praktis, atau kompetensi akademik dalam bentuk kemampuan berpikir logis-analisis dan kemampuan melakukan penelitian, sepenting apapun keduanya dalam menentukan kesejahteraan hidup seseorang.

Karenanya, setiap upaya dan proses pendidikan harus mengembangkan perspektif holistik sekaligus integratif, yakni haruslah mampu melihat dan memperhatikan keseluruhan dari aspek potensi kemanusiaan. Potensi personal-eksistensial yang sedikit banyak bersifat spiritual, dan potensi sosial sebagai dasar sekaligus puncaknya, harus menjadi perhatian serius, bukan hanya krusial dalam menentukan kebahagiaan hidup seseorang, bahkan juga dalam penguasaan kemampuan-kemampuan teknis yang menentukan kesuksesan. Abraham Maslow belakangan merasa perlu menjungkir-balikkan segitiga kebutuhan manusia yang dikembangkan, yaitu kebutuhan fisik lebih dulu, kemudian kebutuhan spiritual & sosial menjadi kebutuhan kebutuhan spiritual & sosial lebih dulu kemudian kebutuhan fisik. Menurutnya, kebutuhan spiritual-personal dan sosial ternyata justru menjadi dasar yang baik bagi pemenuhan kebutuhan fisik, bukan sebaliknya.

Mencermati perilaku pelajar dan mahasiswa akhir-akhir ini  –dengan maksud tidak men-genaralisir- yang seringkali terjadi tawuran antar mereka, dan semakin meningkatnya angka pengangguran lulusan adalah merupakan indikasi kegagalan sistem pendidikan kita. Kegagalan tersebut merupakan salah satu kegagalan dalam mengembangkan sosial-emosional yang pada akhirnya dapat menyebabkan anak-anak kita tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan emosi positif dan rasa empati, yang sangat menentukan kesejahteraan psikologis dan sosial mereka; akibatnya mereka mudah patah dan menyerah, mudah galau, kurang percaya diri, tidak punya solidaritas sosial, padahal pertemanan adalah sumber, bukan hanya kesuksesan tetapi juga kebahagiaan. Kegagalan mengembangkan kecerdasan spiritual dan rohaniah –meminjam William James, Kawan Agung dalam The Great Socius-nya-  membuat anak kita tidak bahagia akibat keterasingan sumber keberadaannya.

Berdasarkan uraian diatas, program pendidikan yang harus dikembangkan, harus menekankan pada pengembangan daya rohaniah berupa kegiatan-kegiatan spiritual yang berorientasi pada pembinaan hubungan vertikal dengan Yang Maha Agung Allah SWT, kegiatan tafakkur, selain kegiatan akademik berupa observasional-saintifik, refleksi intelektual-filosofis dan estetik. Tidak kalah penting penanaman budi pekerti luhur, akhlak-sosial, khususnya sikap empati, cinta kasih, pemaaf, dan bebas rasa benci, pengembangan dan pelatihan etos hidup dan kerja yang baik; etos kerja keras, disiplin, telaten, ulet, pantang menyerah, percaya diri, dan lain sebagainya.

Kemampuan imajinatif yang terkait erat dengan kemampuan kreatifitas harus benar-benar digalakkan, dengan memberi ruang sebesar-besarnya bagi upaya belajar berkhayal (berimajinasi), mengeksplor seluas mungkin segala sesuatu dan mencoba sebanyak-banyaknya, berpikir bebas, termasuk berani bereksperimen walaupun seringkali salah (trial and error). Itu semua menjadi penting dalam pengembangan proses belajar-mengajar berbasisi proyek penelitian (project-based learning). 

Oleh karenanya, program kegiatan seni, apapun bentuknya dan kegiatan bakat-minat lainnya adalah sangat sentral. Tidak hanya untuk mendorong daya imajinatif dan kreatif melainkan sebagai sarana melembutkan hati dan memperbaiki budi pekerti. Program pengembangan bahasa juga sangat strategis sebagai sarana pengembangan daya dan minat baca yang mendukung upaya penghangatan intelektual dan peningkatan kemampuan literer. Pengembangan skill dan entrepreneurship juga tidak hanya dibatasi pada pelatihan vokasional dalam arti terbatas keterampilan praktis ataupun kemampuan berorganisasi, manajemen, dan berbagai soft skill lainnya, tetapi sesuai makna aslinya “vocation” sebagai panggilan jiwa (life calling). Berbuat atau bertindak yang didorong oleh panggilan jiwa akan terjadi dengan penuh kegairahan dan rasa cinta (passion), sehingga menjadi sumber kebahagiaan, menghasilkan profesionalisme, performance, kepercaya diri, kemandirian, dan ketangguhan.

Uraian sederhana yang disarikan dari rubrik kolom majalah Tempo edisi 17-23 Desember 2012 diatas mengandung makna pendidikan yang berorientasi “ngu-wong-ke”. Artinya memperhatikan potensi yang dimiliki sekaligus yang dibutuhkan peserta didik dengan memberikan peran aktif untuk pengembangan potensi yang dimilikinya agar pada akhirnya menjadi “wong” dalam arti yang sebenarnya. Wong yang menjadi bagian dari ummatan wasathan yang mempunyai peran penting sebagai khalifatullah di permukaan bumi dengan tugas sucinya untuk selalu memberi manfaat, menebar kedamaian, dan menjadikan dunia lebih maslahah. Semoga bermanfaat..

Wallahu a’lam bi al-Shawab.  

Malang, 1 Januari 2013

Prof. Dr.H. A. Muhtadi Ridwan, M. A.

Editor: Mz

  • Penulis: Muhammad Masykur Izzy Baiquni

Rekomendasi Untuk Anda

  • Al Ihsan Turen Menuju Pendidikan Semakin Berkualitas  

    Al Ihsan Turen Menuju Pendidikan Semakin Berkualitas  

    • calendar_month Kamis, 4 Mei 2023
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 551
    • 0Komentar

    Muhammad Masykur Izzy Baiquni. Jum’at 5 Mei 2023. LP Ma’arif Kabupaten Malang. Lebih dari 800 orang memadati halaman Yayasan Al Ihsan Turen. Mereka hadir untuk mengikuti halal bi halal, haul akbar K.H. Ma’sum Ihsan ke-14, haul perintis Yayasan Al Ihsan serta dewan guru yang telah wafat, dan reuni alumni Al Ihsan Turen pada hari Senin […]

  • Workshop Jurnal Ma’arif di MTSN 2 Mojokerto

    Workshop Jurnal Ma’arif di MTSN 2 Mojokerto

    • calendar_month Kamis, 12 Des 2024
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 485
    • 0Komentar

    Dr. Nuril Mufida. Kamis, 12 Desember 2024 LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang MTsN 2 Mojokerto mengadakan workshop literasi guru menulis artikel jurnal Ma’arif. Madrasah ini memang aktif melakukan pembinaan SDM guru dan tenaga kependidikan, terbukti dengan adanya workshop yang kesembilan ini yang mengambil tema literasi. Kegiatan ini dibuka dengan pembinaan ASN guru dan tenaga kependidikan […]

  • Maliki International Islamic and Science Expo dan Sains LP Ma’arif Masa Depan

    Maliki International Islamic and Science Expo dan Sains LP Ma’arif Masa Depan

    • calendar_month Kamis, 15 Des 2022
    • account_circle humaslp3
    • visibility 426
    • 0Komentar

    humaslp 5 hours ago Berita, PendidikanMuhammad Masykur Izzy Baiquni. Senin 21 November 2022 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, bekerja sama dengan PTKIN, Kementerian Agama dan LP Ma’arif Kabupaten Malang menggelar Maliki International Islamic and Science Expo (MIISE) selama dua hari di Gedung Rektorat UIN Maliki Malang dengan berbagai event diantaranya workshop, ekspo dan […]

  • Mutu Madrasah dan Manajemen Kantin Sehat

    Mutu Madrasah dan Manajemen Kantin Sehat

    • calendar_month Rabu, 5 Apr 2023
    • account_circle humaslp2
    • visibility 391
    • 0Komentar

    Muhammad Masykur Izzy Baiquni. Rabu 05 April 2023 LP Ma’arif NU Kabupatena Malang Menteri Agama atas amanah Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo, menyampaikan bahwa, paling tidak pada tahun 2024 sudah ada 10 juta produk sehat yang sudah tersertifikasi halal. Termasuk pembinaan akan dilakukan oleh Kementerian Agama. Hal ini berdasar kepada Instruksi Menteri Agama Nomor […]

  • Alam Bukan untuk Dikuasai

    Alam Bukan untuk Dikuasai

    • calendar_month Kamis, 16 Feb 2023
    • account_circle humaslp2
    • visibility 414
    • 0Komentar

    Oleh: Dr. H. Agus Mulyono, M.Kes. Perkembangan Sains dan teknologi yang ada seringkali menyebabkan hal buruk pada alam, seringkali inovasi-inovasi teknologi banyak yang menyebabkan rusaknya lingkungan, rusaknya makhluk yang lain, rusaknya alam, rusaknya ekologi dan menurunnya kualitas hidup manusia (baik disengaja maupun tidak). Seringkali Sains dan teknologi dibuat dan dikembangkan dengan menantang dan menaklukkan alam, […]

  • Semangat Menggapai Berkah Al-Quran Pasca Ujian: 70 Siswa MTs PIQ Studi Ilmu ke Krapyak, Termotivasi kisah kegigihan dan kecintaan terhadap Al Quran Sang Pendiri dalam bentuk riyadhoh qurani!

    Semangat Menggapai Berkah Al-Quran Pasca Ujian: 70 Siswa MTs PIQ Studi Ilmu ke Krapyak, Termotivasi kisah kegigihan dan kecintaan terhadap Al Quran Sang Pendiri dalam bentuk riyadhoh qurani!

    • calendar_month Selasa, 6 Mei 2025
    • account_circle humaslp2
    • visibility 682
    • 0Komentar

    Rabu, 07 Mei 2025 LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang Yogyakarta – Setelah berjibaku dengan Ujian Madrasah (UM), 70 siswa kelas 9 Madrasah Tsanawiyah Pendidikan Ilmu Al Quran (MTs PIQ) Singosari, Malang, memilih langkah inspiratif untuk mengisi waktu pasca ujian. Mereka melakukan studi kunjungan yang sarat makna ke Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta pada hari Selasa, […]

expand_less