Memprogram Ulang Mindset Korporat Versus Entrepreneur

Memprogram Ulang Mindset Korporat Versus Entrepreneur

Izzy, 11 Agustus 2024

The greatest discovery of all time is that a person can change his future by merely changing his attitude” Oprah Winfrey

Disaat saya menghadiri sarasehan dengan tema “Menatap Kualitas Masa Depan Pendidikan Kabupaten Malang”, saat itu nara sumber Prof. M. Mas’ud Said, Ph,D., menyampaikan pemikiran beliau “Membangun Lembaga Pendidikan yang Maju Berkualitas Nasional” Saya menyimak penjelasan beliau mulai dari awal saat beliau menyampaikan tema besar yang beliau usung dan ini kajian menarik serta sangat bermanfaat.

Saya tertarik sekali ketika dalam sesi penutup pemaparan materi dan diskusi, Prof. M. Mas’ud Said, Ph.D., mengutip kata-kata Mutiara dari Oprah Winfrey “The greatest discovery of all time is that a person can change his future by merely changing his attitude”. Dalam benak saya seakan Oprah Winfrey mengingatkan bahwa penemuan terbesar sepanjang masa adalah bahwa seseorang bisa mengubah masa depannya hanya dengan mengubah sikapnya.

Saat kita bicara tentang hukum korespondensi yang berlaku kepada siapa saja sepanjang waktu, bahwa dunia luar adalah refleksi dari dunia dalam diri kita sendiri. Segala sesuatu bergerak dari dalam ke luar. Maka perilaku kita sangat dipengaruhi oleh pola pikir kita sendiri.

Dalam dunia Pendidikan, Saya teringat dengan sebuah penjelasan yang disampaikan oleh Brian Tracy tentang mindset pikir bersifat entrepreneur versus mindset pikir bersifat korporat. Meskipun Brian Tracy menyampaikan pemikirannya dalam bidang manajemen bisnis perusahan, Saya ingin mencoba menerjemahkan mindset ini dalam dunia pengembangan lembaga pendidikan. Saya fikir ini sangat bermanfaat bagi siapapun yang berada dalam lembaga pendidikan yang berkomitmen  mengembangkan lembaga pendidikannya.

Pertama; Pola pikir bersifat korporat. Bila kita sebagai pegiat pendidikan namun memiliki mindset bersifat korporat, kita akan memiliki kecenderungan untuk hanya sibuk dengan sebatas tugas kita, menyenangkan atasan atau pimpinan, sekedar mengikuti aturan lembaga, dan menganggap mendidik hanyalah pekerjaan yang tidak memiliki hunbungan dengan tanggung jawab secara pribadi. Orang dengan mindset korporat ini datang di lembaga pendidikan menjelang dimualinya jam sekolah. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan teman, serta melakukan banyak hal yang kurang bernilai bagi lembaga mereka.

Kedua; Mindset entrepreneur. Orang yang memiliki mindset entrepreneur akan menunjukkan sikap berbeda. Mereka akan sangat berkomitmen untuk kesuksesan lembaga tempat mereka mengabdi. Mereka merasa bahwa kesuksesan atau kemunduran lembaga adalah bagian dari tanggung jawab mereka. Mereka siap menerima tanggung jawab lebih banyak untuk memberikan kontribusi lebih maksimal. Mereka siap memelajari hal-hal baru untuk meningkatkan kualitas baik kualitas diri,bisa dengan banyak membaca, mengikuti seminar, ataupun kegiatan lain yang meningkatkan potensinya dan meningkatkan mutu lembaga sampai pada kualitas luaran lembaga pendidikan.

Brian Tracy menjelaskan bahwa mindset bersifat entrepreneur berarti berfokus pada pelanggan sepanjang waktu, atau kata Tom Peters “terobsesi dengan layanan pelanggan”. Brian Tracy menguatkan pendapatnya bahwa pola pikir entrepreneur melihat misi sebuah bisnis adalah meningkatkan dan memperbaiki kualitas hidup konsumen mereka.

Walaupun tidak menggunakan kalimat yang persis, saya merasa bahwa memang yang disampaikan pemateri memiliki korelasi kuat dengan dua minset di atas.

Kunci lembaga pendidikan berkualitas menurut Prof Mas’ud Said adalah: Satu, Kebijakan Pendidikan nasional dan daerah; Dua, menguatkan visi misi sekolah dan kualitas kepala sekolah; Tiga, penguatan  tenaga kependidikan dan daya dukung; Empat, Kurikulum interaktif dan berbasis keterampilan; Lima, lingkungan internal dan eksternal.

Beliau juga berpendapat bahwa bayangan tentang sekolah yang ideal diantaranya adalah menghasilkan luaran dan lulusan yang berprestasi dan berdaya saing.

Pola pikir entrepreneur bukan pola pikir seorang pekerja atau karyawan, tetapi pola pikir ini  adalah pola pikir orang yang selalu berusaha menebar manfaat. Pola pikir ini sangat bermanfaat untuk kita terus berusaha mengeluarkan seluruh potensi kita menjadi lebih baik dan tentunya berusaha membuat lembaga pendidikan yang maju berkualitas nasional seperti yang dicitakan saat ini.

Bagaimana selanjutnya?

Wallahu a’laam

Post Comment