Breaking News
light_mode
Beranda » Agus Mulyono » Life is Really Simple

Life is Really Simple

  • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
  • calendar_month Selasa, 30 Jul 2024
  • visibility 370

Dr. H. Agus Mulyono, S.Pd.,M.Kes.

LP Ma’arif NU Kabupaten Malang

Penduduk didekat sebuah hutan.., hidup begitu sederhana tetapi semuanya tercukupi. Mau makan tinggal masuk ke dalam hutan untuk mencari umbi umbian yang memang sengaja ditanam. Mau sayur tinggal memetik pucuk pucuk beberapa jenis daun yang tersedia melimpah di dalam hutan. Mau makan ikan… tinggal memancing disungai yang berada di pinggiran hutan. Mau buah…, banyak tersedia dalam hutan. Mau masak… tinggal mencari ranting ranting pohon yang sudah kering untuk dijadikan bahan bakar. Mau minum…., airnya begitu jernih mengalir dari sungai sungai kecil dari sumber sumber air yang berada di dalam hutan dan bisa langsung diminum.

Rumahnya terbuat dari bambu dan kayu yang diambil dari hutan dengan model rumah panggung. Tidak besar tapi cukup representatif untuk satu keluarga.

Memang para penduduk tersebut tidak mempunyai banyak uang…, tetapi untuk kebutuhan sehari hari sudah sangat tercukupi dan tersedia di hutan.
*

Kehidupan penduduk menjadi berubah…, ketika kemudian hutan dialih fungsikan menjadi perkebunan sawit. Hutan ditebang, diratakan dan ditanami ribuan kelapa sawit. Menurut orang diperusahaan sawit itu…, bahwa kehidupan penduduk akan lebih modern dan terjamin dengan berdirinya perusahaan sawit itu.

Tapi ternyata…., kehidupan penduduk menjadi tidak sederhana lagi. Mau makan…, tidak bisa lagi masuk hutan mencari umbi umbian (karena hutannya sudah habis), tapi harus membelinya (tentunya dengan uang)…, tapi tidak punya uang…, sehingga para penduduk harus bekerja menjadi pekerja/karyawan perusahaan sawit itu untuk memperoleh uang.

Mau sayur…, harus membeli; mau buah…, harus membeli; mau masak…, sudah tidak lagi ranting ranting kering untuk bahan bakar… maka harus membeli kompor dan harus membeli minyak atau gas.

Mau ikan…, sudah sangat sulit mendapatkan ikan di sungai itu, seringkali tidak pernah ada ikan yang terkait dikail pancing para penduduk. Ikannya mungkin sudah pergi karena air sungai sudah tercemar dengan berbagai aktivitas perusahaan sawit tersebut.

Mau minum…, airnya sudah tidak segar lagi, sudah tidak jernih dan harus dimasak dulu.

Para penduduk mendapat gaji 35 ribu perhari…, rasanya tidak cukup untuk membeli semua kebutuhan sehari hari. Jika kepala keluarga sakit pada suatu hari…, maka hari itu dia tidak mendapatkan uang. Maka kemudian harus berhutang untuk m embeli semua kebutuhan hariannya.

Kehidupan penduduk menjadi tidak sederhana lagi…, menjadi begitu rumit.
*
Banyak orang yang mudah terpesona dengan hal-hal yang kompleks dan rumit. Sesuatu yang komplek dan rumit dianggap hal yang luar biasa, dianggap wah, dianggap canggih. Padahal seringkali yang dianggap canggih/wah justru menjadi sumber penyebab timbulnya kemiskinan.

Dunia telah dipengaruhi oleh sistem kapitalisme, telah dipengaruhi oleh logika-ligika globalisasi, telah dipengaruhi oleh nalar-nalar modernisasi….,maka dalam kehidupan sekarang ini, banyak dari kita lebih mengedepankan nilai-nilai tanda, mengedepankan citra, mengedepankan simbol-simbol dari pada nilai guna.

Dalam kehidupan sekarang ini barang-barang atau benda-benda, atau alat alat atau atribut tidak lagi menjadi sekedar sarana pendukung dalam menunjang aktivitas tetapi lebih dari itu….barang-barang tersebut telah menjadi objek paling penting dan dianggap mampu meningkatkan status, prestise dan bahkan kehormatan.

Sehingga yang disibukkan oleh banyak individu, banyak kelompok, banyak intitusi adalah mengejar status, mengejar pretise, pencitraan, mengejar bentuk-bentuk kemewahan dan lain sebagainya. Inilah yang kemudian melahirkan perilaku korupsi, ingin saling menguasai, kehidupan abal-abal, budaya pencitraan, Hipokrit dan lain sebagainya.

Kebahagiaan diukur dari banyaknya meteri yang dapat dikumpulkan, dan banyaknya sesuatu yang dikuasai. Sepertinya kurang marem.. tanpa simbol dan atribut kemewahan dan tanpa menguasai sesuatu.

Pak Kyai seringkali mengajak kepada para santrinya untuk belajar… untuk dapat menikmati keindahan dalam hal-hal yang sederhana.

“Life is really simple, but we insist on making it complicated”. Katanya seorang filosof… bahwa hidup ini sebetulnya sangat lah sederhana namun seringkali kita yang bersikeras membuatnya menjadi rumit..

Wallahu a’lam
(Agus Mulyono, Malang 20 April 2016)

Editor: Mz

  • Penulis: Muhammad Masykur Izzy Baiquni

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ma’arif Dampingi Workshop Kurikulum Merdeka dan Deep Learning di PIQ

    Ma’arif Dampingi Workshop Kurikulum Merdeka dan Deep Learning di PIQ

    • calendar_month Minggu, 13 Jul 2025
    • account_circle humaslp2
    • visibility 855
    • 0Komentar

    Bq. Sabtu, 12 Juli 2025 LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang   Foto: Pemateri dan para guru MTs-MA PIQ Workshop Kurikulum Merdeka  dan Pembelajaran Mendalam “Mengeksplorasi Potensi Siswa, Peran PjBL, PBL, dan P5RA dengan Pendekatan Deep Learning” memang sedang sangat hangat dan dibutuhkan. MTs. dan MA PIQ Singosari melakukan konfirmasi kepada LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang […]

  • Melestarikan Budaya Lokal Sejak Dini: Acara Melukis Topeng Malangan di SD Islam KM Tamhid   

    Melestarikan Budaya Lokal Sejak Dini: Acara Melukis Topeng Malangan di SD Islam KM Tamhid  

    • calendar_month Minggu, 16 Nov 2025
    • account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
    • visibility 188
    • 0Komentar

    Hasyisyatun Nurun Nisa’. Ahad, 16 November 2025  LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang MALANG, 15 November 2025 – Dalam sebuah upaya nyata melestarikan warisan budaya lokal sekaligus menanamkan kecintaan pada kesenian tradisional sejak usia dini, SD Islam KM Tamhid menyelenggarakan acara “Melukis Topeng Malangan” yang meriah bagi siswa-siswi KB-TK Muslimat NU 9 Ahmad Yani. Kegiatan yang […]

  • PEMBINA LP MA’ARIF AJARKAN RAHASIA SUKSES

    PEMBINA LP MA’ARIF AJARKAN RAHASIA SUKSES

    • calendar_month Kamis, 15 Des 2022
    • account_circle humaslp3
    • visibility 411
    • 0Komentar

    humaslp 6 months ago UncategorizedMalang, LP Ma’arif Kab. Malang Pembina LP Ma’arif Kabupaten Malang , tokoh pendidikan kenamaan yang juga masuk dalam tokoh ilmuan internasional Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo menghadiri undangan dari IGRA, TKM, dan KK MI Kecamatan Wajak bertajuk Halal bi Halal Keluarga Besar RA, TKM, dan MI se Kecamatan Wajak Bersama Prof. […]

  • Jaufan: Setelah 40 Tahun, Akhirnya Gondanglegi Memiliki Ma’arif

    Jaufan: Setelah 40 Tahun, Akhirnya Gondanglegi Memiliki Ma’arif

    • calendar_month Kamis, 15 Des 2022
    • account_circle humaslp3
    • visibility 468
    • 0Komentar

    humaslp 4 months ago BeritaMuhammad Masykur Izzy Baiquni, 10 Juni 2022 Malang, LP Ma’arif Kabupaten Malang. Tagline bertajuk “Rapat Kerja dan Pengukuhan Pengurus LP Ma’arif MWC NU Gondanglegi” akhirnya berkumandang di ruang pertemuan gedung aula Madrasah Miftahul Ulum Atthohirin Gondanglegi Malang. Sabtu (04/06/2022) pukul 09.00 s.d. 11.00 wib. Acara ini dipimpin oleh H. Ahmad Khufaaji […]

  • Bekerja Berbasis Mutu, Bukan Berbasis Akreditasi

    Bekerja Berbasis Mutu, Bukan Berbasis Akreditasi

    • calendar_month Kamis, 29 Des 2022
    • account_circle humaslp2
    • visibility 411
    • 0Komentar

    Muhammad Masykur Izzy Baiquni, Kamis 29 Desember 2022 LP Ma’arif Kabupaten Malang. “Lulusan Pondok Pesantren Al Qur’an Assa’idiyyah harus memiliki ciri khusus. Maka dari itu, perlu pengetahuan yang sangat luas untuk kita serap supaya PPAA lebih maju. Mudah-mudahan PPAA baik pendidik dan pengurus semakin memiliki kualitas dan kemampuan yang luar biasa” sambut KH Ali Musthofa […]

  • Haflah Akhirussanah SMP Sunan Giri Wagir

    Haflah Akhirussanah SMP Sunan Giri Wagir

    • calendar_month Senin, 19 Jun 2023
    • account_circle humaslp2
    • visibility 647
    • 0Komentar

    Muhammad Masykur Izzy Baiquni. Ahad, 18 Juni 2023 LP Ma’arif NU Kabupaten Malang Gedung KPRI Wagir tampak dipenuhi oleh siswa siswi dengan beragam tampilan yang menyenangkan. Para siswa memakai jas warna gelap dengan di kursi sebelah kanan, dan para memenuhi kursi sebelah kiri. Tampak pula para wali murid, segenap guru dan para undangan yang hadir […]

expand_less