Melestarikan Budaya Lokal Sejak Dini: Acara Melukis Topeng Malangan di SD Islam KM Tamhid
- account_circle Muhammad Masykur Izzy Baiquni
- calendar_month 6 jam yang lalu
- visibility 27

Hasyisyatun Nurun Nisa’. Ahad, 16 November 2025

LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang
MALANG, 15 November 2025 – Dalam sebuah upaya nyata melestarikan warisan budaya lokal sekaligus menanamkan kecintaan pada kesenian tradisional sejak usia dini, SD Islam KM Tamhid menyelenggarakan acara “Melukis Topeng Malangan” yang meriah bagi siswa-siswi KB-TK Muslimat NU 9 Ahmad Yani. Kegiatan yang diikuti oleh 80 peserta dari kelas Kelompok
Bermain (KB), TK A, dan TK B ini berlangsung penuh semangat dan warna, menggambarkan antusiasme generasi penerus dalam mengenal khazanah budaya Jawa Timur, khususnya Malang Raya.
Acara yang digelar di lingkungan sekolah tersebut bukan sekadar perlombaan biasa, melainkan sebuah festival mini yang penuh makna. Puluhan topeng Malangan polos, yang menjadi kanvas bagi imajinasi anak-anak, disiapkan. Dengan peralatan melukis di tangan, para peserta dengan penuh konsentrasi dan keceriaan menuangkan beragam warna dan pola sesuai dengan kreativitas mereka masing-masing. Hasilnya adalah sebuah galeri karya yang menakjubkan, di mana setiap topeng bercerita tentang dunianya sendiri, dari yang penuh dengan warna-warna primer cerah hingga yang mulai meniru pola-pola tradisional dengan gayanya sendiri.

Foto: Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang
Keistimewaan acara ini semakin lengkap dengan kehadiran dua figur penting yang memberikan dukungan dan apresiasi nyata. Bapak Dr. Suwadji, S.IP, M.Si., selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang hadir secara langsung menyaksikan gelora kreativitas anak-anak tersebut. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi yang mendalam atas penyelenggaraan kegiatan ini.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini setinggi-tingginya yang mana SDI bahwa Indonesia kedepan memang membutuhkan generasi emas,” ujar Bapak Suwadji dengan penuh semangat. “serta bapak ibu guru mendidik anak tidak menjadi apa tapi menjadi apa saja dan talenta anak-anak perlu diisi barangkali akan melahirkan pelukis-pelukin hebat hingga bertaraf internasional.”
Komitmen beliau tidak berhenti pada kata-kata. Sebagai bentuk dukungan nyata dan untuk semakin memotivasi para peserta, Kepala Dinas secara spontan mengumumkan penambahan hadiah bagi para pemenang lomba. Kebijakan ini disambut dengan riuh rendah tepuk tangan dari para guru, orang tua, dan tentu saja, para peserta didik.
Tidak kalah penting, kehadiran Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, M.PdI., selaku Ketua LP Ma’arif Kabupaten Malang, juga memberikan apresiasi pada acara ini. Sebagai tokoh pendidikan yang sangat dihormati, kehadiran beliau menegaskan pentingnya integrasi antara pendidikan formal dengan pendidikan karakter dan budaya.
“Saya sangat mengapresiasi acara ini, momen ini sangat luar biasa bagi anak-anak kita, karena hari ini akan menjadi pengingat anak-anak kita kedepan bahwa mereka dahulu sudah melukis Sejarah malang melalui hasil budaya topeng malangan,” tutur Prof. Abdul Malik. “Kegiatan melukis Topeng Malangan ini adalah bentuk ‘pembelajaran kontekstual’ yang sangat efektif. Anak-anak tidak hanya belajar melukis, tetapi mereka belajar sejarah, nilai filosofis, dan estetika yang terkandung dalam setiap lekuk topeng Malangan. LP Ma’arif sangat mendukung dan berkomitmen untuk mendorong lebih banyak lagi inisiatif seperti ini di seluruh lembaga pendidikan di bawah naungannya.”

Foto: Ketua LP Ma’arif PCNU Kabupaten Malang
Kolaborasi antara SD Islam KM Tamhid sebagai penyelenggara dan KB-TK Muslimat NU 9 Ahmad Yani sebagai peserta menunjukkan sinergi yang positif antar lembaga pendidikan dalam satu visi untuk memajukan pendidikan berbasis budaya. Kegiatan ini juga melibatkan para guru dan orang tua, menciptakan ekosistem pendidikan yang kolaboratif.
Para juri yang terdiri dari praktisi seni dan perwakilan dari kedua lembaga memiliki tugas yang sulit untuk menentukan pemenang, mengingat kualitas dan keunikan dari setiap karya. Penilaian tidak hanya berdasarkan pada estetika dan kerapihan, tetapi juga pada orisinalitas dan keberanian berekspresi. Setelah melalui proses seleksi yang ketat, akhirnya terpilih sejumlah pemenang dari masing-masing kategori. Momen puncak acara adalah saat pembagian hadiah. Wajah-wajah ceria dan bangga terpancar dari para pemenang yang menerima hadiah, yang kini semakin berlipat berkat tambahan dari Bapak Kepala Dinas. Namun, yang terlihat jelas, bagi semua peserta, baik yang menjadi pemenang maupun tidak, pengalaman untuk berkreasi langsung dengan salah satu ikon budaya Malang ini telah menjadi hadiah yang tak ternilai harganya.
Kepala SD Islam KM Tamhid, dalam sambutan penutupnya, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini. “Tujuan kami sederhana, kami ingin anak-anak mengenal dan mencintai Topeng Malangan bukan sebagai benda asing di museum, tetapi sebagai bagian dari hidup mereka yang bisa mereka sentuh, warnai, dan rasakan. Dukungan dari Bapak Kepala Dinas dan Bapak Ketua LP Ma’arif merupakan energi besar bagi kami untuk terus mengadakan program-program yang memadukan pendidikan dan pelestarian budaya.”
Acara Melukis Topeng Malangan ini diharapkan bukan menjadi titik akhir, melainkan sebuah permulaan. Sebuah permulaan dari komitmen berkelanjutan untuk menjadikan ruang kelas tidak hanya sebagai tempat menimba ilmu akademis, tetapi juga sebagai taman yang subur bagi pertumbuhan kecintaan pada warisan leluhur. Dengan semangat dan dukungan seperti yang ditunjukkan hari ini, warisan budaya seperti Topeng Malangan diyakini akan tetap hidup, relevan, dan terus menginspirasi dari generasi ke generasi.
Editor: Mz
- Penulis: Muhammad Masykur Izzy Baiquni
