Muhammad Masykur Izzy Baiquni.
“Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia” Nelson Mandela
“……Kokoro ga yasashiku ookliiku nare…
. . .Minna genki ippai ookliku nare . . .”
(. . .Kami tumbuh besar dengan hati yang baik . . .)
(. . .Kami tumbuh besar dengan badan yang sehat. . .)
Potongan lagu mars salah satu TK di jepang ini saya kutip dari tulisan Selayang pandang Tentang Pendidikan Formal Anak di Jepang (Juliadi & Putri)
Beberapa hari ini, saya diajak berdiskusi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini oleh beberapa rekan-rekan saya dan beberapa guru tingkat RA atau TK. Bahkan beberapa waktu yang lalau saya ditanya tentang apakah harus seorang anak tingkat RA atau TK pandai Calistung?, lalu apa yang harus dikembangkan kerjasama antara wali murid RA/TK dengan para guru RA/TK.
Saya menyampaikan bahwa pada periode ini, pendidikan anakanakharus berfokus kepada mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin. Pada tingkat ini guru mendampingi anak-anak belajar melalui berbagai permainan. Mereka harus berkembang sesuai dengan sifat dan karakter masing-masing.
Wali Murid perlu mendukung para guru untuk menanamkan karakter anak. Jangan liat mereka sebagai sosok dewasa yang sudah bisa memahami baik dan buruk dan pandai calistung.
Karena pada tahapan ini anak dididik untuk memiliki daya juang yang tinggi, kita perlu membiarkan mereka untuk belajar sambil bermain dengan riang gembira. Orang tua tidak perlu membatasi atau protektif berlebihan. Kita perlu mengajari mereka makan apa saja tanpa suka dan tidak suka, tentunya dalam konteks makanan halal.
Di dalam kehidupan anak anak, kita sebenarnya bisa belajar banyak hal. Anak yang dididik dengan tepat akan memiliki sikap baik seperti suka menyapa dan mengucapkan salam, senang bedialog dengan lainnya. Anak tingkat RA/TK dididik untuk senang dengan berbagai tantangan dalam berbagai permainan, oleh karena itu bahwa LP Ma’arif Kabupaten Malang bekerja sama dengan Transmart dan lainnya untuk mengadakan berbagai lomba untuk Anak Usia Dini adalah langkah yang tepat. Masa Golden Age ini anak-anak dididik untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik semampu mereka.
Apakah hanya di sisi itu saja? Tentu tidak. Anak RA/TK dididik untuk memiliki kekayaan karakter rohani atau spiritual. Mereka dididik untuk beriman kepada Allah dan Rasulnya, mencintai dan hormat kepada guru dan orang tuanya. Kekayaan rohani atau spiritual ini bisa dilakuakn dengan cara mengajak mereka bermain bersama-sama dan menjaga hubungan baik dengan teman sejawatnya. Guru dan orang tua bisa mengajak mereka bercocok tanam atau lomba lomba yang menumbuhkan kecintaan pada alam. Lomba-lomba yang dilaksanakan diarahkan untuk menanamkan keakraban dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.
Maraknya berbagai permainan dalam pembelajaran adalah hal positif, di satu sisi bahwa adanya perlombaan sambil bermain juga menjadi hal positif untuk perkembangan anak. Anak berlatih untuk kreatif dalam bermain. Ini berguna untuk menumbuhkan kecerdasan emosi mereka. Kecerdasan emosi ini dimulai dengan membiasakan anak berkata jujur, jujur dan kreatif dalam permainan, dan terus disupport untuk melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan kegiatan yang dilakukan.
Peneliti perkembangan anak, Novan Ardy Wiyani menuliskan bahwa anak usia 5-6 tahun dididik untuk beragama dan akhlak yang baik, pendidikan keagamaan yang harus mereka terima diantaranya adalah mengenal agama yang dianutnya, membiasakan diri untuk beribadah, membiasakan perilaku yang berakhlak mulia seperti jujur, sopan, suka menolong, memahami perilaku baik yang harus dilakukan dan perilaku buruk yang harus dijauhi, mengenal ibadah ibadah ritual dan hari besar agamanya serta belajar untuk menghormati agama orang lain.
Kembali kepada pondasi karakter terlebih dahulu, bagaimana menurut Anda?
Wallahu a’lam
Senin 29 Mei 2023,07:00 wib