Oleh: Muhammad Masykur Izzy Baiquni
“Seseorang yang sudah melaksanakan upaya terbaik bagi dirinya telah hidup sejang masa”
Johann Von Schiller
Beberapa hari yang lalu sahabat saya menemui saya dan meminta saya menjadi juri porseni, saya menyetujuinya karena menjadi juri ini bukan hal baru bagi saya. Keunikannya adalah saya akan menemukan berbagai hal unik tentang manusia ketika saya menjadi juri. Kemudian saya bertanya “Apa yang dilakukan anak anak di sekolah sekarang?” “Mereka sedang latihan, mereka berlatih” ujarnya.
Latihan merupakan usaha untuk berubah menjadi lebih baik. Siswa terus berlatih untuk mencapai tujuan dan guru terus mendorong mereka untuk mencapai kesuksesan dan terus bergerak maju. Sebuah sinergi yang sangat bagus. Guru dan murid menentukan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Paul Mayer pernah berkomentar “Tidak ada seseorang yang pernah mencapai kesuksesan tanpa memiliki tujuan…menetapkan sasaran merupakan kekuatan terbesar bagi umat manusia untuk memotivasi diri.”
Dalam berlatih untuk menapai tujuan ini tentunya akan ada risiko yang akan ditemui, risiko kalah dalam kompetisi atau ajang kontes bakat, atau malah akan mencapai target yang diinginkan. Pertanyaannya apakah kita bersedia mengambil risiko bahkan gagal dengan melakukan sesuatu petualangan yang berani. Tidak ada orang yang sukses merengkuh potensinya dirinya kecuali mereka mau berlatih. Para tokoh memberikan nasehat bahwa kunci kebaikan menuju kehebatan berasal dari dua hal yaitu persiapan dan latihan yang sungguh-sungguh.
Kita tumbuh dan berkembang melalui latihan-latihan, kita sedang menghadapi diri kita sendiri, berlatih adalah memperjuangkan kemampuan terbaik kita.Kebanyakan orang sering merasa bahwa dirinya sosok terbaik saat mempersembahkan usaha terbaiknya. Dengan berlatih kita berkomitmen di bidang yang kita tekuni, dalam berlatih kita butuh komitmen yang kuat. Semakin kita berlatih maka semakin besar komitmen kita. Berlatih sama seperti mengasah bakat, semakin diasah semakin bagus. Kita ambil contoh, pisau yang semakin diasahmenjadi semakin tajam.
Salah satu inspirator dunia Dale Carnegie menulis “Jangan takut mencurahkan upaya terbaik bagi tugas yang tampak remeh itu, Anda akan semakin kuat. Jika Anda melakukan hal-hal remeh dengan baik, hal-hal besar akan datang dengan sendirinya.” Berlatih tentunya harus melawan kemalasan yang ada dalam diri, namun cara terbaik untuk membuat latihan menjadi menarik adalah berpikir latihan sebagai penemuan dan pengembangan bagi diri Anda. Perkataan atlet sepeda peraih tujuh kali kejuaraan Tour de France Lance Amstrong ini bisa menjadi pelajaran, Lance Amstrong menegaskan “Kesuksesan tumbuh karena berlatih lebih keras dan menggali lebih dalam daripada orang lain.”
John C Maxwell dalam berbagai kajiannya akhirnya menyimpulkan lima elemen dalam melandasi latihan. Lima pilar elemen ini harus dipenuhi untuk pencapaian latihan yang efektif. Lima pilar elemen itu adalah: Satu. Guru atau pelatih yang unggul, seorang guru atau pelatih yang hebat seperti pemimpin yang hebat, mengenali keunggulan dan kelemahan setiap individu; Dua. Upaya terbaik Anda, karena kita tidak mampu meningkatkan dan meraih potensi diri tanpa upaya yang keras.Tiga, Tujuan yang jelas, Kita membangun tujuan spesifik untuk setiap sesi latihan; Empat, Potensi terbesar, Kita harus menemukan potensi terbesar dalam diri kita untuk kemudian melatihnya; Lima. Sumber daya yang tepat, setiap dari kita memerlukan sumber daya tertentuagar mampu berlatih dengan baik.
Filsuf Yunani, Aristoteles mengatakan “Keunggulan adalah seni yang diperoleh melalui latihan dan kebiasaan. Bisa sajakita tidak bertindak benar karena kebajukan atau keunggulan, tetapi kita lebih baik memiliki kebajikan dan keunggulan karena kita sudah bertindak benar. Kita pribadi yang terbentuk dari kebiasaan kita. Karena itu, keunggulan hidup bukanlah tindakan, melainkan kebiasaan.”
Wallahu a’lam
mzizzybq Ahad 26 Februari 2023; 07.35 wib