Oleh: Muhammad Masykur Izzy Baiquni
“Yang saya usahakan sebaik mungkin adalah membagikan antusiasme saya” Bill Gates
Pernahkah anda bertemu dengan rekan kerja Anda yang senyumnya dibuat-buat? Bila berkomentar berlebihan? Perilakunya penuh artificial? Selalu putus asa dalam melaksanakan tugas? Sering mengeluh?. Atau pernahkah kita sering merasakan bosan, jemu, dan kelelahan dengan tugas yang harus kita selesaikan? Mengapa ini terjadi pada diri kita?
Antusiasme, itulah yang harus kita miliki. Antusiasme berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yang berarti “tuhan di dalam”, menurut KBBI antusias berarti bergairah atau bersemangat, dan perasaan ini muncul dalam diri kita secara tulus dan tanpa dibuat-buat. Orang yang antusias terhadap dirinya akan memiliki energi besar bahwa apa yang mereka kerjakan akan berhasil. Mengapa demikian? Karena orang yang memiliki jiwa antusias akan melakukan tugasnya dengan sebaik mungkin. Orang yang antusias husnudhon kepada Allah dan selalu optimis.
Orang yang antusias memiliki keyakinan bahwa ia dapat belajar atau melakukan pekerjaan dengan usaha terbaiknya. Maka dari itu asumsi bahwa pencapaian akan selalu berbanding lurus dengan antusiasme yang dimiliki. Orang yang memiliki antusias yang tinggi mencurahkan hatinya terhadap pemikiran dan tindakannya. Pelajar yang antusias akan mencurahkan seluruh jiwa, pikiran dan energinya untuk belajar ilmu yang ia dalami. Guru yang antusias akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengajar sebaik mungkin. Maka, dengan perilaku yang antusias, kita menunjukkan citra diri yang didasari oleh kepercayaan diri dan kompetensi diri.
Jiwa antusias sesungguhnya juga merupakan wujud syukur atas potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah swt. kepada dirinya. Dengan potensi itu dia melakukan kewajibannya sebaik mungkin. Muhammad Ridlo Zarkasyi menulis bahwa kekuatan mental kita adalah keyakinan akan hasil akhir karya kita. Keyakinan kita akan membantu kita mengatasi segala kesulitan dalam menjalankan proses berkarya itu.
Orang yang memiliki antusias akan melaksanakan tugasnya dengan penuh riang gembira, suka cita, dan energi totalitas di dalam aktivitasnya. Dia yakin Allah swt akan selalu memberikan yang terbaik untuknya. Inilah salah satu modal yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Mereka Bahagia, yakin, dan totalitas terhadap tugas yang mereka kerjakan. Orang yang antusias mengambil langkah dan tidak mau apatis. Orang apatis mencari dalih atau alas an, sedangkan orang yang antusias memulai sesuatu dengan bahagia dan segera memulai tindakan sebagai langkah pertama.
Baca juga: Perubahan Kehidupan
Dale Carnegie berkata “Orang yang antusias mengenai diri mereka sendiri dan tindakan-tindakan mereka menjalankan pekerjaannya dengan keyakinan akan meraih kesuksesan. Dunia selalu terbuka bagi antusiasme. Antusiasme melipatgandakan kekuatan kita, mendongkrak apapun yang kita miliki ke levelnya yang tertinggi.”
Lalu bagaimana bila kita terjebak ke dalam jiwa yang apatis? Bagaimana strategi untuk menjadi lebih antusias? Dalam The 17 Essential Qualities of a Team Player, Maxwell menulis strategi meningkatkan antusiasme. Pertama, Tunjukkan Rasa urgensi,kerjakanlah tugas atau aktivitas kita dengan rasa urgensi yang lebih besardan tentukan target waktu penyelesaiannya. Kedua, Bersedialah untuk Melakuakn Lebih Banyak. Berikan yang bisa Kita lakukan melebihi apa yang diminta, dan lihatlah bagaimana pengaruhnya. Orang-orang hebat yang saya temui sering bilang bahwa jiwa transaksional tidak akan menjadikan kita besar. Ketiga, Berjuanglah untuk Kualitas yang Lebih Baik. Lakukan tugas Kita sebaik mungkin dan gandakan upaya Kita untuk mengerjakan hal sesuai dengan tingkat keunggulan tertinggi yang kita miliki.
Charles Schwabb berkata, “Manusia dapat berhasil mengerjakan apa saja sepanjang mereka memiliki Antusiasme.” Dan tentunya dengan pertolongan Allah swt.
Terinspirasi dengan Guru Bangs akita yaitu KH Abdurrahman Wahid ketika belajar di Mesir, seperti yang ditulis oleh K.H. Husein Muhammad. Dalam Buku Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus, KH. Husein Muhammad mengutip cerita Gus Mus tentang Gus Dur yang sangat antusias dalam membaca, menulis, dan belajar beragam ilmu pengetahuan “…dia lebih suka mengunjungi perpustakaan, membaca di sana, dan nonton film. Sering sekali Gus Dur berjam-jam duduk membaca buku dan kitab di ruang perpustakaan kampus Al-Azhar atau ke perpustakaan Universitas Amerika di sana. Pokoknya, kerjaan Gus Dur di Kairo tiap hari, ya, membaca buku, menulis artikel, berdiskusi, ngobrol…”
Sebagai pelajar, antusias belajar perlu terus dikembangkan.
Wallahu a’lam
Senin 21 Agustus 2023. 22:07 wib